z-logo
open-access-imgOpen Access
Status Identitas dan Toleransi Beragama pada Remaja
Author(s) -
Vinaya Untoro,
Maharani Ardi Putri
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal psikologi : teori dan terapan/jurnal psikologi teori dan terapan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2597-9035
pISSN - 2087-1708
DOI - 10.26740/jptt.v10n1.p46-59
Subject(s) - psychology , social psychology , religious identity , identity (music) , erikson's stages of psychosocial development , religiosity , humanities , developmental psychology , philosophy , physics , acoustics
Previous research which found that adolescent tend to involve in radicalism make interesting to find out the relationship between identity status and religious tolerance in adolescence. This research involved 157 participants whose ages ranged from 11 to 24 years. The variable of identity status was conceptualized based on Erikson’s exploration and commitment aspects, and was measured using Ego Identity Process Questionnaire (EIPQ). Meanwhile, religious tolerance was measured using a rating scale adapted from van der Walt’s religious tolerance scale. This study found negative relationship between commitment and religious tolerance, and there is no a relationship between exploration and religious tolerance. From four identity status tested, it is found that most participants are in the category of identity diffusion which means that most participants have no specific commitment and interest in ideology. The result also shows that identity moratorium has the highest mean in religious tolerance, and it is found significantly different with identity achievement and identity foreclosure. Based on the commitment aspect, participants with achievement and foreclosure identity status tend to be religiously intolerance, while those with identity moratorium are found most open to the others’ worldviews.Keywords: Identity status, religious tolerance, adolescentAbstrak: Adanya survei yang menunjukkan besarnya kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan radikalisme melandasi dilakukannya penelitian ini yang bertujuan untuk melihat korelasi antara status identitas dan toleransi beragama pada remaja. Responden pada penelitian ini sebanyak 157 remaja dengan rentang usia 11-24 tahun, yang dimasukkan dalam 4 kategori status identitas. Status identitas diukur dengan menggunakan dua kriteria utama pembentukan identitas dari Erikson, yaitu exploration dan commitment, serta diukur menggunakan skala Ego Identity Process Questionnaire (EIPQ). Toleransi beragama diukur menggunakan skala toleransi agama yang diadaptasi dari skala yang disusun van der Walt. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara dimensi komitmen dengan toleransi beragama, sedangkan dimensi eksplorasi dengan toleransi beragama tidak terbukti berhubungan.  Hasil uji terhadap 4 kategori status identitas menunjukkan bahwa  sebagian besar partisipan berada dalam kategori identitas diffusion yang berarti tidak memiliki komitmen ideologis. Selain itu, identity moratorium memiliki rerata yang paling tinggi dalam toleransi beragama dan berbeda signifikan dengan identity achievement dan identity foreclosure. Berdasarkan pada tingginya dimensi komitmen dan karakteristik masing-masing kategori status identitas, identity achieve-ment dan identity foreclosure merupakan kategori yang memiliki kecenderungan untuk bersikap intoleran, sedangkan identity moratorium masih memiliki keterbukaan terhadap perbedaan agama atau ideologi.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here