
PEMANFATAN EKSTRAK BIJI TERATAI SEBAGAI BAHAN AKTIF ANTIBAKTERI UNTUK PEMBUATAN HAND SANITIZER
Author(s) -
Farindya Dwi Cahyaningtyas,
Zhilla Afifatul Ukrima,
Nora Nora,
Amaria Amaria
Publication year - 2019
Publication title -
indonesian chemistry and application journal
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2549-2314
DOI - 10.26740/icaj.v3n1.p7-13
Subject(s) - traditional medicine , physics , food science , chemistry , medicine
Biji teratai memiliki kandungan komponen fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, steroid, glikosida, saponin, tannin, dan triterpenoid. alkaloid, flavonoid, steroid, glikosida, saponin, tannin, dan triterpenoid yang terdapat pada biji teratai seperti flavonoid, alkaloid, tannin, dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri gel hand sanitizer ekstrak etil asetat biji teratai. Penelitian diawali dengan ekstraksi biji teratai kering dengan cara maserasi selama 3 hari menggunakan etil asetat. Maserat yang dihasilkan selanjutnya dievaporasi menggunakan rotatory evaporator dan kandungan pelarut etil asetat dihilangkan dengan menggunakan waterbath dengan menjaga suhunya <60oC. Selanjutnya dilakukan proses pembuatan sediaan gel. Sediaan gel yang dihasilkan kemudian dilakukan pengujian aktivitas antibakteri sediaan pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus uji stabilitas sediaan gel hand sanitizer yang terdiri dari uji pH, uji daya sebar, uji sineresis, serta uji organoleptis meliputi warna, bau, dan bentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak ekstrak biji teratai yang ditambahkan, warna yang dihasilkan semakin gelap, aroma yang semakin kuat, bentuk yang tidak kental, serta daya sebar yang semakin lebar. pH formula dari F1, F2, F3 berturut-turut yaitu 6,4 ; 5,9 ; 5,1. Sediaan gel hand sanitizer tidak sineresis. Aktivitas antibakteri hand sanitizer ekstrak biji teratai yang dapat menghambat atau mematikan bakteri dengan sangat baik pada konsentrasi 1,5 % yang menghasilkan zona hambat sebesar 12 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 10 mm pada bakteri Escherichia coli.