
Creativity and Innovation in Cultural Heritage Management in Plunturan Village, Pulung District, Ponorogo Regency, East Java Province of Indonesia towards Tourism Village
Author(s) -
Ria Kusuma Wardani,
AUTHOR_ID
Publication year - 2021
Language(s) - English
Resource type - Conference proceedings
DOI - 10.26721/spafa.pqcnu8815a-31
Subject(s) - tourism , cultural heritage , creativity , sociology , management , humanities , media studies , social science , geography , art , political science , archaeology , law , economics
Indonesia is the largest country in the world. One of the legendary areas is Ponorogo Regency. Focused on Plunturan Village which has cultural diversity which is trying to become a tourist village. Researchers are interested in taking this research because Plunturan Village relies more on customs and has a unique cultural heritage. Data collection techniques used are interviews, observation and literature study. The research method used is descriptive qualitative. The creativity and innovation in the management of cultural heritage include the art of Reyog Ponorogo in various versions and generations, Gajah-Gajahan and Keling, Orek-Orek and Tledekan, Bumbung Suloyo, Karawitan, Oncor Obor, and the Selawenan Festival. Indonesia adalah negara terbesar di dunia. Salah satu wilayah yang melegenda adalah Kabupaten Ponorogo. Difokuskan pada Desa Plunturan yang memiliki keberagaman budaya yang sedang mengupayakan menjadi desa wisata. Peneliti tertarik untuk mengambil penelitian ini karena Desa Plunturan lebih mengandalkan adat istiadat dan memiliki keunikan pada warisan budayanya. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan studi literatur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Adapun bentuk-bentuk kreativitas dan inovasi dalam pengelolaan warisan budaya antara lain kesenian Reyog Ponorogo dalam berbagai versi dan generasi, Gajah-Gajahan dan Keling, Orek-Orek dan Tledekan, Bumbung Suloyo, Karawitan, Oncor Obor, dan Festival Selawenan.