Open Access
Tingkat Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Difteri di Bakulan Cepogo Boyolali
Author(s) -
Isnani Nur Hayati,
Tri Yuniarti
Publication year - 2019
Publication title -
profesi (profesional islam)/profesi
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2548-9933
pISSN - 1907-512X
DOI - 10.26576/profesi.325
Subject(s) - physics , gynecology , medicine
Sebanyak 593 kasus Difteri di bulan Januari hingga November 2017, tersebar di 95 kabupaten dan kota di 20 provinsi, dengan angka kematian 32 kasus. Didapatkan data 89% Kader posyandu masih tidak tau tentang penyakit tersebut, dimana kader posyandu salah satu orang terpenting yang berpengaruh di masyarakat, khususnya di posyandu. Tujuan Penelitian: Mengetahui tingkat pengetahuan kader posyandu sebelum dan setelah dilakukan penddikan kesehatan tentang difteri di Bakulan, Cepogo, Boyolali Tahun 2017. Metode: Desain penelitian berupa diskriptif analitik dengan rancangan pretest-post test dalam satu grup (One-Group Pre Test-postest Design). Populasi dalam penelitian ini menggunakan total sample yaitu seluruh kader posyandu sebanyak 40 orang. Alat pengumpul data dengan kuesioner tertutup dengan skala Likert. Untuk menguji hipotesis ada tidaknya perbedaan rata-rata skor hasil tes kesetaraan kelompok dengan uji Paired Samples Test. Hasil: Tingkat pengetahuan responden sebelum pendidikan kesehatan pengetahuan baik 15 orang 37,5%, cukup 23 orang 57,5%,dan kurang 2 orang 5%. Tingkat pengetahuan responden setalah pendidikan kesehatan pengetahuan baik 23 orang 37,5% dan cukup 17 orang 42,5%. Hasil Uji statistik Paired Simple T Tes Nilai responden sebelum dan setelah diberi pendidikan kesehatan Diketahui nilai signifikasinya sebesar 0,000 (< dari 0,05), maka kesimpulannya ada perbedaan nilai tes sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang difteri. Diketahui t hitung adalah -4,182, dan t tabelnya 2,023. Jikaa –t hitung < -t tabel (-4,182 < -2,023) maka H0 ditolak. Ada perbedaan nilai dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan, yaitu nilai pengetahuan responden meningkat tentang penyakit difteri.