Open Access
HUBUNGAN KEKERABATAN BAHASA BATAK MANDAILING DAN BAHASA TANAH ULU (SUATU KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF)
Author(s) -
S.Sos. Syairal Fahmy Dalimunthe
Publication year - 2018
Publication title -
medan makna
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2721-2955
pISSN - 1829-9237
DOI - 10.26499/mm.v16i1.2276
Subject(s) - physics , humanities , art
Bahasa Batak Mandailing dan Bahasa Tanah Ulu adalah dua bahasa yang dituturkan di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Bahasa Tanah Ulu (BTU) khususnya dituturkan di Kecamatan Muarasipongi dan bahasa Batak Mandailing (BBM) umumnya dituturkan di hampir semua wilayah Kabupaten Mandailing Natal. Kecamatan Muarasipongi berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat, jadi BTU dipengaruhi oleh bahasa Minangkabau (bahasa di Provinsi Sumatera Barat). Penutur BTU bisa berbahasa Minangkabau dan BBM, tetapi penutur BBM dan bahasa Minangkabau tidak mengerti BTU. Hal tersebut membuat peneliti menganalisis bagaimana hubungan kekerabatan BBM dan BTU. Seberapa jauh tingkat kekerabatan kedua bahasa tersebut akan dijelaskan melalui teknik perbandingan dan teknik penghitungan waktu pisah kedua bahasa tersebut. Metode yang digunakan adalah metode komparatif dengan teknik leksikostatistik yang berupaya membandingkan kedua bahasa tersebut untuk mendeskripsikan hubungan keduanya. Dengan menggunakan 200 kosakata dasar Swadesh sebagai bahan analisis, ditemukan kesamaan leksikon keduanya sekitar 35%. Dari jumlah persentase kekerabatan tersebut dikelompokkan bahwa BBM dan BTU adalah keluarga dari satu rumpun. Selanjutnya, dihitung waktu pisah kedua bahasa yang dibandingkan dan hasilnya adalah 2.419. Artinya, BBM dan BTU adalah bahasa yang berkerabat dan merupakan satu bahasa yang sama sekitar 2419 tahun yang lalu atau sekitar tahun 401 Sebelum Masehi (dihitung dari tahun 2018), sebelum akhirnya berpisah.