
MANIPULASI REALITAS MELALUI EUFEMISME BAHASA DALAM BERITA POLITIK KORAN TEMPO
Author(s) -
Nfn Sariah
Publication year - 2018
Publication title -
metalingua/metalingua : majalah ilmiah bahasa dan sastra
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-2143
pISSN - 1693-685X
DOI - 10.26499/metalingua.v15i1.157
Subject(s) - euphemism , politics , taboo , sociology , rhetorical question , linguistics , political science , law , philosophy
This study discusses the manipulation of reality through the political euphemism inKoran Tempo. Euphemism is used as a strategy of government--Jokowi’s cabinet-- tomanipulate the reality of the occuring political dynamics. This study uses qualitativeparadigm to uncover manipulation of reality through language and euphemismusage in political news in Koran Tempo: once the main problem in this paper.Definition The research is based on the concept of Wijana and Rohmadi (2008:104-109), also Zollner (1997: 92). Those findings were the manipulation of realityoccurance were using seven reasons why euphemisms is being used in political newsKoran Tempo, such as (1) avoid using words that may cause panic or fear; (2)soften the speech so as not to offend, insult or humiliate a person; (3) for diplomacyor rhetorical purposes; (4) euphemism to replace the words are forbidden, taboo,vulgar, or a negative connotation; (5) for confidentiality; (6) respect others; (7)satirize, criticize smoothly. In addition, most common data found was euphemismsfor insinuating or criticizing smoothly. Their usages dominated phrase than othersform, such as the clause--deeds phrase prankster, a war of nerves, must be secured,pitting with provocation and politicking, measures to prevent the political climate,the irresponsible, efforts treason, etc. AbstrakPenelitian ini membahas manipulasi realitas melalui eufemisme bahasa dalamberita politik Koran Tempo dengan memperhatikan latar belakang eufemismeitu digunakan. Strategi eufemisme yang digunakan penguasa, dalam hal iniPemerintahan Jokowi, adalah untuk memanipulasi realitas terhadap dinamika politikyang terjadi. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif untuk mengungkapmanipulasi realitas melalui eufemisme bahasa dan latar belakang pemakaiannyadalam berita politik di Koran Tempo sekaligus menjadi pokok masalah dalam tulisanini. Ancangan tulisan ini menggunakan konsep Wijana dan Rohmadi (2008:104—109) serta Zollner (1997:92). Temuannya adalah manipulasi realitas terjadi denganmenggunakan tujuh alasan mengapa eufemisme digunakan dalam berita politik KoranTempo, yaitu (1) eufemisme untuk menghindari penggunaan kata-kata yang dapatmenimbulkan kepanikan atau katakutan; (2) eufemisme untuk memperhalus ucapanagar tidak menyinggung, menghina, atau merendahkan seseorang; (3) eufemismeuntuk berdiplomasi atau tujuan retoris; (4) eufemisme untuk menggantikan katakatayang dilarang, tabu, vulgar, atau berkonotasi negatif; (5) eufemisme untukmerahasiakan sesuatu; (6) eufemisme untuk menghormati orang lain; (7) eufemismeuntuk menyindir, mengkritik dengan halus. Di samping itu, data yang paling banyakditemukan adalah eufemisme untuk menyindir atau mengkritik dengan halus. Bentukfrasa mendominasi penggunaanya jika dibandingkan dengan bentuk klausa, sepertifrasa perbuatan orang iseng, perang urat saraf, harus diamankan, mengadu dombadengan provokasi dan politisasi, upaya meredam suhu politik, pihak yang tidakbertanggung jawab, upaya makar, dan sebagainya.