
KEARIFAN KOTA DEPOK DALAM MEDIA MASSA LOKAL RADAR DEPOK: ANALISIS WACANA BERANCANGAN KORPUS
Author(s) -
Untung Yuwono,
Nazarudin Nazarudin
Publication year - 2019
Publication title -
linguistik indonesia
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2580-2429
pISSN - 0215-4846
DOI - 10.26499/li.v37i1.64
Subject(s) - humanities , physics , political science , art
Salah satu model jurnalisme yang hidup dalam masyarakat adalah jurnalisme lokal. Jurnalisme lokal dicirikan oleh wilayah pemberitaan yang terbatas, sekaligus distribusi media massa cetak yang juga terbatas pada wilayah itu, dan pada umumnya kesederhanaan dalam usaha, seperti sarana kerja yang sederhana. Meskipun demikian, jurnalisme lokal berkembang mengikuti kemajuan zaman, seperti sarana penyampaian informasi yang saat ini tidak terbatas pada cetakan, tetapi juga dengan sarana teknologi informasi (media daring). Jurnalisme lokal berupaya bertahan hidup pada utamanya dengan memuat informasi yang unik tentang wilayah yang diinformasikan. Indonesia, yang kaya akan etnik, budaya, dan berbagai latar belakang masyarakat, menjadi tempat yang potensial bagi perkembangan jurnalisme lokal. Salah satu jurnalisme lokal yang beroperasi di Depok, Jawa Barat, adalah Radar Depok. Bagaimana kearifan kota Depok direpresentasikan secara positif oleh Radar Depokmenjadi pertanyaan penelitian ini. Dengan memanfaatkan analisis kunci yang diolah secara kuantitatif dengan peranti lunak TshwaneDJe: tlCorpus Concordance Software (Corpus Query Software), hal-hal apa saja yang merupakan bagian dari kearifan Kota Depok yang ditonjolkan oleh Radar Depokdaring (radardepok.com) ditemukan dalam penelitian. Sejumlah 88 teks berita dan karangan khas (feature)sepanjang tahun 2017 yang menginformasikan pengalaman positif masyarakat Kota Depok ditelaah melalui korpus. Hasilnya adalah Radar Depokmemprioritaskan geografi Depok sebagai wilayah hunian masyarakat yang majemuk dengan seni budaya asli Betawi yang hidup di dalamnya; kebersihan; kesehatan; keimanan; kenyamanan hidup bagi anak; kekayaan kuliner; pariwisata; dan tempat yang bernilai pengembangan investasi. Prioritas itu selaras dengan brandingDepok sebagai kota pendidikan; zero waste city; kota layak anak; dan kota investasi.