Open Access
Kata dan Istilah dalam Tradisi Belanger, Bulanger, dan Pelangeran Pada Masyarakat Lampung (Kajian Etnolinguistik)
Author(s) -
Evi Maha Kastri
Publication year - 2020
Publication title -
kelasa
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 1907-7165
pISSN - 2721-4672
DOI - 10.26499/kelasa.v13i2.68
Subject(s) - meaning (existential) , sociology , humanities , computer science , epistemology , philosophy
This article aims to describe and explain the form, meaning, and use of terms in the belanger tradition in Lampung society. This research is a type of qualitative descriptive research. The research method is divided into three stages, namely (a) the stage of providing data; (b) data analysis stage; and (c) the data presentation stage. The stage of providing data used in this study is the referral method, which is listening to the conversation by interviewing informants in three regions. Then advanced techniques are used, namely recording techniques and note taking techniques. Then the required data is sorted. Once collected, the data is analyzed by being classified based on the form, meaning, and use. The terms belanger, bulanger, and pelangeran have the same meaning, which are both self-cleaning or purifying themselves. The term belanger is for traditional leaders and brides. Then, the term bulanger is intended for a pregnant mother, while the term pelangeran is intended for Muslims who will enter the month of Ramadan. During the belanger ceremony in Negara Aji Baru Village 12 supporting terms were found. While the bulanger tradition in Blambangan Umpu Subdistrict there are 12 supporting terms. Then, the pelangeran tradition in Olok Gading District Village has 3 supporting terms. AbstrakArtikel ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk, makna, dan penggunaan istilah-istilah dalam tradisi belanger pada masyarakat Lampung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian dibagi atas tiga tahap, yaitu (a) tahap penyediaan data; (b) tahap analisis data; dan (c) tahap penyajian data. Tahap penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, yaitu menyimak pembicaraan dengan mewawancarai informan di tiga daerah. Kemudian digunakan teknik lanjutan yaitu teknik rekam dan teknik catat. Lalu dipilah data yang dibutuhkan. Setelah terkumpul, data dianalisis dengan diklasifikasikan berdasarkan bentuk, makna, dan penggunaannya. Istilah belanger, bulanger, dan pelangeran memiliki persamaan makna, yaitu sama-sama membersihkan diri atau menyucikan diri. Istilah belanger diperuntukkan bagi tokoh adat dan pengantin. Kemudian, istilah bulanger diperuntukkan bagi seorang ibu yang sedang mengandung, sedangkan istilah pelangeran diperuntukkan bagi umat muslim yang akan memasuki bulan Ramadan. Dalam pelaksanaan upacara belanger di Desa Negara Aji Baru ditemukan 12 istilah pendukung. Sementara tradisi bulanger di Kecamatan Blambangan Umpu terdapat 12 istilah pendukung. Kemudian, tradisi pelangeran di Kelurahan Negeri Olok Gading terdapat 3 istilah pendukung.