
IDENTITAS BUDAYA DAN PRADOKSAL KULINER TRADISIONAL DALAM CERPEN KETIKA SAATNYA DAN KISAH-KISAH LAINNYA (Cultural Identity and Traditional Culinary Paradoxal in the Short Story Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya)
Author(s) -
Puji Retno Hardiningtyas,
Ni Nyoman Tanjung Turaeni
Publication year - 2021
Publication title -
kandai
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-5968
pISSN - 1907-204X
DOI - 10.26499/jk.v17i2.2811
Subject(s) - gastronomy , identity (music) , art , sociology , humanities , history , aesthetics , tourism , archaeology
The formulation of the research problem is how literature combines culture, especially Bugis food and culinary delights; local culinary image is juxtaposed with modern food from abroad in a collection of short stories Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah by Darmawati Majid. The data of this research are food and culinary-themed texts, namely six short stories entitled “Tentang Hal yang Membawamu ke Sebuah Warung Coto di Pinggiran Kota pada Hari Sekitar Pukul 10 Pagi”, "Ningai", “Kiriman dari Inggris”, "Passampo Siri", "Nasu Likku", and “Kak Sulaeman”. The research data collection used the literature study method with the note-reading technique, which is to create a direct and indirect conversation corpus. Data analysis used an analytical descriptive method with critical interpretative techniques. The theory used in this research is Tobin's gastronomy. The results and discussion of this study indicate that first, literature and gastronomic aspects, namely the art of cooking and serving food, are cultural elements of the Bugis ethnic community. Second, there is an element of paradox and ambiguity when juxtaposing the image of traditional Bugis culinary delights and foreign culinary delights — foreign drinks — which can be felt by the characters in the short story. The two research results reinforce the presence of the image of Bugis traditional culinary and the image of foreign food which has a more practical and cleaner way of serving — as a form of discourse and the struggle for the power of the post-colonial nation's existence. Thus, through culinary literature, it can be a space for the presence of subaltern groups in the context of the regional culture of the Nusantara.Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana sastra meramu budaya, khususnya makanan dan kuliner khas Bugis; citra kuliner lokal disandingkan dengan makanan modern dari luar negeri dalam kumpulan cerpen Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya karya Darmawati Majid. Data penelitian ini adalah teks cerita bertema makanan dan kuliner, yaitu enam cerpen berjudul “Tentang Hal yang Membawamu ke Sebuah Warung Coto di Pinggiran Kota pada Hari Sekitar Pukul 10 Pagi”, “Ningai”, “Kiriman dari Inggris”, “Passampo Siri”, “Nasu Likku”, dan “Kak Sulaeman”. Pengumpulan data penelitian digunakan metode studi pustaka dengan teknik baca catat, yaitu mencatat korpus percakapan langsung dan tidak langsung. Analisis data digunakan metode deskriptif analitik dengan teknik interpretatif kritis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah gastronomi Tobin. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, sastra dan aspek gastronomi, yaitu seni memasak dan menyajikan makanan merupakan unsur budaya masyarakat suku Bugis. Kedua, adanya unsur paradoksal dan ambiguitas ketika menyandingkan citra kuliner tradisional Bugis dan kuliner luar negeri—minuman luar negeri—yang dapat dirasakan para tokoh dalam cerpen tersebut. Kedua hasil penelitian memperkuat kehadiran citra kuliner tradisional Bugis dan citra makanan luar negeri yang memiliki cara penyajian lebih praktis dan lebih bersih—berbanding terbalik sebagai bentuk wacana dan pertarungan kuasa keberadaan bangsa pascakolonial. Dengan demikian, melalui sastra kuliner dapat menjadi ruang hadirnya kelompok subaltern dalam konteks kebudayaan daerah Nusantara.