
SASTRA LOKAL DAN MEDIA MASSA DIALEKTIKA LOKAL-GLOBAL DALAM SASTRA USING-BANYUWANGI
Author(s) -
Sunarti Mustamar,
Sudartomo Macaryus
Publication year - 2017
Publication title -
jentera : jurnal kajian sastra/jentera: jurnal kajian sastra
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-8138
pISSN - 2089-2926
DOI - 10.26499/jentera.v1i2.275
Subject(s) - art , humanities
Kajian kesusastraan Indonesia dalam media massa hampir didominasi ulasan dan apresiasi kesusastraan modern. Bagaimana dengan sastra Indonesia, tetapimenyuarakan lokalitas tertentu, dan bagaimana pula dengan sastra berbahasa daerah, tetapi mengartikulasikan keindonesiaan? Serangkaian pertanyaan klasik tidak menemukan jawaban. Tulisan ini membahas perkembangan karya sastra puisi dan prosa dalam kaitannya dengan media massa dan dialektika keduanya dalam menghadapi globalitas.Multikulturalisme di Indonesia yang merebak pada akhir tahun 1990-an sebagai respons terhadap penyeragaman budaya sejak Orde Baru mampu bergerak menuju keragaman. Proses lintas budaya yang dinamis merupakan salah satu ciri perubahan kebudayaan di Indonesia yang tampak pada perkembangan bahasa, sastra, dan tradisi lisan Using Banyuwangi. Munculnya hibriditas kesusastraan lokal Using merupakan salah satu respons dalam menanggapi budaya lintas batas (nasional dan global). Hibriditasmenunjukkan bahwa setiap proses budaya mengandung percampuran dan interaksi lintas batas. Tidak ada kebudayaan yang sepenuhnya asli dan murni (Hall, 1993). Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam kontak dengan budaya modern yang nasional dan global, sastra Using bertransformasi ke sastra tulis dan dipublikasi melalui media massa (cetak, elektronik, dan digital). Hibriditas sastra muncul dalam corak modifikasi bentuk, modifikasi wadah bahasa dengan menggunakan bahasa Indonesia, serta memanfaatkan industri kreatif dalam bentuk multimedia dan memublikasikannya melalui media cetak, elektronik, dan digital. Hibriditas lainnya berupa kolaborai seni, menuliskan yang lisan, dan melisankan yang tulis.