
Market Potential Tope Le'leng Strategi Mengembangkan Industri Kecil Penenun Masyarakat Suku Kajang
Author(s) -
Shinta Dewi Sugiharti Tikson,
Nadya Septiani Sahas,
Wahyu Nurul Ramadanti,
Abdul Jalil Saleh
Publication year - 2020
Publication title -
jbmi/jbmi (jurnal bisnis, manajemen, dan informatika)
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2579-7204
pISSN - 0216-4132
DOI - 10.26487/jbmi.v17i2.11439
Subject(s) - humanities , political science , physics , art
Pemerintah Desa Tanak toa menyebutkan 75% dari jumlah keluarga yang ada di Kajang memiliki satu industri tenun Tope Le’leng. Artinya di Suku Kajang terdapat 225 kepala keluarga yang memiliki keahlian membuat Tope Le’leng, khususnya wanita-wanita penenun Kajang. Guna meningkatkan atusiasme wanita penenun untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam menghasilkan produk kreatif kain le’leng maka dibentuklah KALEA (Kajang Le’leng Ammatoa). KALEA adalah komunitas wanita penenun dan penjahit yang ada di Desa Tanah Toa, Kawasan Luar Tanah Adat, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Seiring hadirnya KALEA di masyarakat Suku Kajang, maka inovasi dan kreasi kain tenun khas Kajang juga mengalami peningkatan. Hasil perhitungan market potential Tope Le’leng yaitu sebesar Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah). Diperkirakan dengan keunikan dan kualitas sarung hitam yang tinggi dan proses pemasaran yang kreatif serta produkyang bervariasi dapat meningkatkan pendapatan penenun secara signifikan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa industri ini memiliki potensi yang besar dalam memajukan perekonomian masyarakat Suku Kajang. Salah satu cara untuk menggali potensi tersebut adalah melalui pengembangan industri.