
Eksistensi Batik Pecel (Sejarah, Makna Simbolis Dan Potensinya Sebagai Ikon Pariwisata Kota Madiun)
Author(s) -
Bella Aulia Sahidah,
Novi Triana Habsari
Publication year - 2018
Publication title -
agastya
Language(s) - Uzbek
Resource type - Journals
eISSN - 2502-2857
pISSN - 2087-8907
DOI - 10.25273/ajsp.v8i2.2680
Subject(s) - art , humanities , motif (music) , aesthetics
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi, sejarah dan makna simbolis Batik Pecel sebagai ikon pariwisata Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Validasi data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian diperoleh bahwa batik pecel Kota Madiun merupakan salah satu batik daerah Madiun diawali ibu walikota Madiun tahun 2009. Batik ini memiliki makna tiap motifnya. Saat ini terdapat 3 motif yang berkembang di Kota Madiun, yaitu 1). motif pecelan komplit berisi berbagai macam ornamen sajian nasi pecel, yang melambangkan persatuan dan kesatuan yang menimbulkan kedamaian sehingga indah untuk dipandang, 2). motif pecelan gunungan dengan motif hanya ornamen sajian kuliner nasi pecel terletak di dalam segitiga, dan digambarkan sebagai gunung sehingga dinamakan motif pecelan gunungan. Motif pecelan gunungan bermakna harapan pemerintah mengenai Kota Madiun yang semakin berkembang dan tetap menjadi nomor satu kebanggan masyarakat Kota Madiun, 3). Motif menggambarkan kebudayaan masyarakat Madiun dalam menyajikan dan mengkonsumsi nasi pecel. Terlihat dari motif sajian nasi pecel yang diletakkan di atas daun pisang yang diikat dengan batang lidi. Batik ini berpotensi untuk dijadikan ikon pariwisata, sebab menggambarkan kondisi sosial budaya Kota Madiun. Batik tersebut memiliki keunikan karena sampai saat ini belum ada batik yang menggambarkan sajian kuliner suatu daerah.