z-logo
open-access-imgOpen Access
Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat di Jawa 1830-1870
Author(s) -
Wafiyatu Maslahah,
Arif Wahyu Hidayat
Publication year - 2016
Publication title -
agastya
Language(s) - Bosnian
Resource type - Journals
eISSN - 2502-2857
pISSN - 2087-8907
DOI - 10.25273/ajsp.v6i02.1454
Subject(s) - mathematics , humanities , political science , philosophy
Kegagalan sistem sewa tanah yang dilakukan pada pemerintahan Inggris, menjadikan pelajaran bagi pemerintah Belanda yang telah kembali menduduki Hindia-Belanda. Situasi keuangan Belanda pada saat itu sangat terpuruk sehingga Johanes van den Bosch sebagai Gubernur Jendral yang baru mendapatkan tugas untuk meningkatkan produk tanaman ekspor, meskipun pada saat pemerintahan Belanda sebelumnya sudah menerapkan hal tersebut. Gagasan pemecahan  untuk mengatasi keterpurukan keuangan yang dicetuskan oleh van den Bosch walaupun sama dengan pemerintahan yang lama tetapi terdapat perbedaan yakni pengenalan sistem tanam paksa, yang kemudian terkenal dengan nama Cultuurstelsel. Aturan mengenai pelaksanaan sistem tanam paksa pada dasarnya masih dapat diterima karena masih berada dalam koridorkoridor kewajaran yang masuk akal. Permasalahannya ialah dalam praktiknya sistem tanam paksa menyimpang dari aturan yang ditetapkan. Hal ini berakibat penderitaan rakyat yang dikarenakan sebagian tanah milik petani harus ditanami tanaman ekspor yang kurun waktunya sama dengan waktu masa tanam padi. Pelaksanaan sistem tanam paksa telah mempengaruhi dua unsur pokok kehidupan agraris pedesaan Jawa, yaitu tanah dan tenaga kerja. Selain itu, tanam paksa juga mempengaruhi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di Jawa 1830-1870 .

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here