
‘FUNKO POP’ DALAM ERA POSMODERNISME URBAN TOY
Author(s) -
D Pratama,
Diah Asmarandani
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal seni dan reka rancang
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2656-6346
pISSN - 2654-4725
DOI - 10.25105/jsrr.v2i1.10098
Subject(s) - postmodernism , art , deconstruction (building) , kitsch , action (physics) , aesthetics , art history , sociology , humanities , literature , engineering , physics , quantum mechanics , waste management
Interest on the world of statues, chiseling art, and children’s toys have birthed a new concept in theindustry: toys for display, also known as action figures. In this era, children’s toys is in the peak of itsglory, taking the shapes of humans, animals, and vehicles, and from it, a line of thought to make statuebasedchildren’s “toys” was born. Funko is an American toy-making company that produces licensedpop-culture toys. Founded in 1988 by Mike Becker, this company produces various nostalgia-themedlow-technology toys. Pop creation nowadays is a deconstruction of its own past. Postmodernism maybe controversial to many people, but that’s where the aesthetics lie. This study uses the Kitsch theory onpostmodernism. Funko follows the basic rules in making urban toys, but at the same time they challengeexisting interpretations because Funko needs to follow the market’s demands instead of the wishes ofits own artists. In this industry, Funko is positioned as an art that was born from and controlled by themarket. The consumers just passively accepts it.Keywords: Funko pop, postmodern, urban toys AbstrakKetertarikan pada dunia patung, seni pahat, dan mainan anak, melahirkan sebuah konsepbaru dalam industri ini, yakni sebuah mainan pajangan atau disebut juga action figure. Padaera kini mainan anak-anak juga berada di puncak kejayaannya dengan bentuk manusia,binatang, dan kendaraan, sehingga lahirlah sebuah pokok pikiran untuk menciptakansebuah patung ”mainan” yang cocok untuk koleksi anak- anak. Funko adalah perusahaanmainan asal Amerika yang memproduksi mainan pop culture berlisensi. Didirikan pada tahun1998 oleh Mike Becker, perusahaan ini menciptakan berbagai mainan bertema nostalgiaberteknologi rendah. Karya pop yang ada saat ini merupakan dekonstruksi dari apa yangtelah dihadirkan di masa lalu. Posmodernisme mungkin mengundang kontroversi banyakpihak, tapi di sanalah nilai estetikanya. Pembahasan menggunakan pendekatan teori Kitschdalam posmodernisme. Funko mematuhi aturan-aturan dasar sebuah urban toys, namun disaat yang bersamaan juga menentang intrepretasi yang ada karena apa yang Funko produksi,harus sesuai dengan keinginan pasar, bukan keinginan murni para senimannya. Funkodalam industri dan bidang ini diposisikan sebagai sebuah seni yang lahir karena dibuatdan dikendalikan oleh kebutuhan pasar. Masyarakat atau peminat hanya bertindak sebagaikonsumen pasif yang menerimanya.Kata kunci: Funco Pop, postmoderen, urban toys