
MOTIF BATIK BETAWI DALAM PUSARAN INDUSTRI KREATIF
Author(s) -
Rujianto Rujianto,
Lintang Widyokusumo,
Anastasia Ari Respati
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal dimensi dkv
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2549-7766
pISSN - 2502-7425
DOI - 10.25105/jdd.v4i2.5884
Subject(s) - semiotics , visual arts , art , sociology , engineering , philosophy , epistemology
Betawi Batik Motif in Creative Industry Center. Betawi batik is a batik that developed on the island of Java, especially around Jakarta, and experienced visual changes from classical symbols to contemporary. In Indonesia, traditional businesses such as batik are often promoted as creative industries. However, traditional and creative businesseshave different characteristics and potentially different results. In this case, each requires a different policy strategy. The central government’s decentralization policy has caused a uniformity of products resulting from creative economic policies in Indonesia.This encouraged the Betawi batik industry to develop with an order that prioritized contemporary and commercial elements to meet the demands of decentralization and uniformity of the creative industries. The meaning of the symbol of classical and contemporary batik will be separated according to the symbols in it and analyzed using semiotics Ferdinand de Saussure and Jaques Derrida. This study uses qualitative methods with ethnographic analysis and grounded theory. This method is aim to formnamely identifying and categorizing elements and tracing the nterrelationships with one another, as well as observing patterns. The results of this study are intended to give understanding of the meaning in the scope of the study of visual semiotics that can be practiced in the study of visual communication design courses that are loaded withvisualization of signs.Abstrak Motif Batik Betawi dalam Pusaran Industri Kreatif. Batik betawi merupakan batik yang berkembang di pulau Jawa khususnya di sekitar Jakarta dan mengalami perubahan visual dari simbol-simbol klasik menjadi kontemporer. Di Indonesia, bisnis tradisional seperti batik sering dipromosikan sebagai industri kreatif. Bisnis tradisional dan kreatifmemiliki karakteristik yang berbeda dan hasil berpotensi berbeda. Dalam hal ini, masingmasing membutuhkan strategi kebijakan berbeda. Kebijakan desentralisasi pemerintah pusat menyebabkan penyeragaman dari produk yang dihasilkan dari kebijakan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini mendorong industri batik Betawi juga berkembang dengantatanan yang lebih mengedepankan unsur-unsur kontemporer dan komersial untuk memenuhi tuntutan desentralisasi dan penyeragaman dari industri kreatif. Makna simbol batik klasik dan kontemporer ini akan dipisahkan menurut simbol-simbol di dalamnya dan dianalisis menggunakan semiotika Ferdinand de Saussure dan JaquesDerrida. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis etnografi dan teori lapangan (grounded theory). Metode ini bertujuan untuk pencarian bentuk atau penemuan keteraturan yaitu pengidentifikasian dan pengkategorian unsur-unsur dan penelusuran keterkaitan satu sama lain, serta pengamatan pola-pola. Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk belajar membuat pemahaman tentang makna dalam lingkup kajian semiotika visual yang dapat dipraktekkan dalam kajian mata kuliah desain komunikasi visual yang sarat dengan visualisasi tanda.