z-logo
open-access-imgOpen Access
PROBLEM KEINDAHAN DALAM SENI: TELAAH BUKU ARTHUR C .DANTO ' THE ABUSE OF BEAUTY' , 2003
Author(s) -
Embun Kenyowati E
Publication year - 2009
Publication title -
jurnal dimensi seni rupa dan desain
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2549-7782
pISSN - 2527-5666
DOI - 10.25105/dim.v7i1.1076
Subject(s) - beauty , art , art history , humanities , aesthetics
AbstractThis paper is about Arthur C. Danto's book. The Abuse of Beauty, Aesthetics and the Concepts of Art , 2003. Danto started to discuss about beauty in art, by analyzing the work of Andy Warhol, Brillo Box ( 1964), he invited us to answer the question, is there still beauty in art? How to explain the aesthetics of that work ? Once , beauty is part of the definition of art. But by looking at the avant grade art, do we still say about beauty , in Immanuel Kant's sense in Englightenment era? Avant garde art is intractable, he said. Avant garde art says something about new category of aesthetics such as repulsion , object, horror, disgust, etc. He proposed , instead of beauty , art should be understood in three ways: art as transformative power. Art as the way to understand culture and as a work that embodied meaning. Finally, he proposed sumblimity in art that seems to go beyond beauty. AbstrakTulisan ini merupakan telaah bukunya Arthur C. Danto The Abuse of Beauty Aesthetics and The Concept of Art, 2003', yaitu mengenai penyimpangan keindahan ,estetika dan konsep seni tahun 2003. Danto memulai mendiskusikan keindahan dalam seni dengan membahas karya Andy Warhol yang berjudul Brillo Box ( 1964), ia melontarkan pertanyaan , apakah masih ada keindahan dalam sebuah karya seni? Bagaimana menjelaskan proses terjadinya  estetika, keindahan adalah bagian dari definisi seni. Tapi dengan melihat seni avant grade, apakah kita masih dapat mengatakan tentang keindahan . Bagi Immanuel Kant pengertian di era Pencerahan? Avant grade meripakan seni sulit ditangani katanya. Apa yang dipinggirkan Kant telah menjadi 'katagori estetik baru' dalam seni kontemporer, seperti yang menjijikan, rendah menakutkan dan yang memuakkkan. Seni harus dipahami dalam tiga segi , yaitu seni sebagai kekuatan transformatif , seni sebagai cara untuk memahami budaya dan sebagai sebuah karya yang mengandung makna. Akhirnya Danto mengemukakan bahwa seni itu sublime.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here