Open Access
MODEL KERJASAMA VERTIKAL PELAKU RANTAI PASOK KOMODITAS PANGAN
Author(s) -
Ridwan Iskandar
Publication year - 2016
Publication title -
jurnal ilmiah inovasi
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2527-6220
pISSN - 1411-5549
DOI - 10.25047/jii.v14i3.23
Subject(s) - agricultural science , business , physics , biology
Peningkatan daya saing komoditas pangan lokal memerlukan pendekatan sistem agribisnis mulai dari hulu sampai hilir yang melibatkan para pelaku rantai pasok. Hal ini didasari harga komoditas pangan impor yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga komoditas pangan di pasar domestik, dengan kualitas produk yang lebih terjamin. Para pelaku rantai pasok dalam hal ini perlu proaktif membina kerjasama untuk mewujudkan pemasaran komoditas pangan yang efisien mulai dari petani sampai ke industri pengolahan. Wujud kerjasama yang saling menguntungkan adalah suatu sistem koordinasi diantara pelaku rantai pasok. Sistem koordinasi dalam rantai pasok komoditas pangan belum diketahui tingkatannya, oleh karena itu perlu diteliti tingkat koordinasi dalam rantai pasok komoditas komoditas pangan baik lokal maupun impor. Penelitian ini mengangkat permasalahan utama tentang tingkat koordinasi, yaitu bagaimanakah tingkat koordinasi dalam rantai pasok komoditas pangan lokal dan impor. Koordinasi dalam rantai pasok komoditas pangan lokal umumnya termasuk kategori tidak terkoordinasi dan dalam rantai pasok komoditas pangan impor pada umumnya terkoordinasi. Untuk menjawab permasalahan ditempuh tiga tahap analisis, yaitu analisis faktor, analisis cluster dan analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat koordinasi dalam rantai pasok komoditas pangan yang terkoordinasi dengan rantai pasok komoditas pangan yang tidak terkoordinasi, dimana rata-rata skor diskriminan rantai pasok komoditas pangan terkoordinasi lebih besar dari rantai pasok komoditas pangan tidak terkoordinasi. Disarankan kepada pemerintah untuk melakukan pembinaan sistem koordinasi, sehingga rantai pasok menjadi suatu kesatuan yang para pelakunya saling tergantung dan saling menguntungkan satu sama lain. Pada akhirnya setiap pelaku rantai pasok diharapkan akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap peningkatan kinerja perorangan dan kelompok.