
Studi Penggunaan Analgesik dan Antibiotik pada Pasien Fraktur
Author(s) -
Novita Dwi Sulistiani,
Mirhansyah Ardana,
Jaka Fadraersada
Publication year - 2018
Publication title -
proceedings mulawarman pharmaceuticals conference
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2614-4778
DOI - 10.25026/mpc.v8i1.308
Subject(s) - medicine , gynecology
Analgesik dan antibiotik merupakan terapi utama pada pasien fraktur. Berbagai macam jenis fraktur mendapatkan terapi analgesik dan antibiotik yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu diketahui pola penggunaan obat pada pasien fraktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenis fraktur serta pola penggunaan analgesik dan antibiotik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional secara retrospektif berdasarkan catatan rekam medik tahun 2017 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang di diagnosis fraktur femur terbesar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang (51,17%) dan fraktur radius terbesar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang (53,15%). Fraktur femur banyak terjadi pada usia remaja (15-24) sebanyak 17 orang (39,53%) dan fraktur radius banyak terjadi pada usia dewasa (25-44) sebanyak 11 orang (34,39%). Fraktur femur dan radius banyak terjadi pada jenis tertutup dengan persentasi 83,73% dan 84.37%. Hasil menunjukkan seftriakson adalah antibiotik yang paling banyak digunakan pada kedua fraktur, digunakan selama operasi dan juga pasca operasi dengan 100% dan 90,7% pada fraktur femur dan 100% dan 93,75% dalam fraktur radius. Hasil menunjukkan natrium metamizol adalah analgesik yang paling banyak digunakan pada kedua fraktur, digunakan selama operasi dan juga pasca operasi dengan 100% dan 86,05% pada fraktur femur dan 96,87% dan 93,75% dalam fraktur radius.