
Evaluasi Pelaksanaan Konseling di Apotek Etika Farma Brebes berdasarkan PERMENKES RI Nomor 73 Tahun 2016
Author(s) -
Hanari Fajarini,
Apriyanti Ludin
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal sains dan kesehatan/jurnal sains dan kesehatan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2407-6082
pISSN - 2303-0267
DOI - 10.25026/jsk.v2i4.207
Subject(s) - pharmacy , family medicine , medicine , medical education , nursing , psychology , gynecology
Counseling services in pharmacies is an activity that is essential to prevent medication errors. Counseling services intended to allow patients can use the drug correctly . Only this time the role of Pharmacists in counseling services not running optimally. Formulation of the problem of the research is how the implementation of counseling by Pharmacists in Etika Farma Pharmacy, while the aim to evaluate the implementation of counseling by Pharmacists at Etika Farma Pharmacy. The method used in this study is qualitative research that is intended to provide a clear picture of the problems studied or answered to solve the current problems faced in the current situation. This type of research is an evaluation (evaluation study) is done by assessing a program that is being. These results indicate that the implementation of counseling at the Etika Farma Pharmacy has not gone well.
Key words: Counseling Services, Pharmacies, Pharmaceutical Services Standard
ABSTRAK
Pelayanan konseling di apotek merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mencegah terjadinya medication error. Pelayanan konseling ditujukan agar pasien dapat menggunakan obat secara benar. Hanya saja selama ini pelaksanaan pelayanan konseling belum berjalan maksimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti atau menjawab untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Jenis penelitian ini adalah evaluasi (evaluation study) yang dilakukan dengan menilai suatu program yang sedang dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan konseling diberikan hanya kepada pasien penerima resep. Konseling dilaksanakan oleh apoteker, namun ketika apoteker tidak berada di apotek, konseling dilaksanakan oleh tenaga teknis kefarmasian. Kesulitan dalam melakukan konseling adalah pada saat menyampaikan efek samping obat. Penyampaian tentang efek samping obat harus disampaikan dengan bahasa yang tepat, sehingga tidak membuat pasien merasa khawatir dalam mengkonsumsi obat. Dokumentasi konseling belum dilakukan di apotek Etika Farma, hanya ada dokumentasi resep.
Kata kunci : Konseling, Apotek, Standar Pelayanan Kefarmasian