Open Access
FASILITAS REKREASI DAN KESENIAN BUKIT DURI
Author(s) -
Leonard Natanael
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal sains, teknologi, urban, perancangan, arsitektur
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-6263
pISSN - 2685-5631
DOI - 10.24912/stupa.v2i2.8538
Subject(s) - recreation , residence , sociology , the arts , bridge (graph theory) , socialization , exhibition , visual arts , political science , social science , art , law , medicine , demography
The development of a city has now developed rapidly, especially the City of Jakarta. The development of the shape of the building, industry and technology affect social life in urban areas. Urban communities tend to be individualistic creatures, so issues begin to emerge about a third place. The presence of a third place becomes one of the places that humans need amid routine activities. According to Ray Oldenburg, the third place is between the first place which is the residence area and the second place which is the work area, where the third place is a place to relax, relax, and socialize with a new atmosphere of routine. Third place exists as a place that can be accessed by everyone because it is open and neutral so that it does not see elements of class, ethnicity, position, etc. This open nature is needed to strengthen the spirit of socialization among individuals from the gap of society groups. Examples of existing third place in Jakarta are parks or RPTRA, which are facilities that are available in every environment which is not so much in number. To answer this problem the author designed the Bukit Duri Recreation and Arts Facility for the community of Bukit Duri Village. This facility provides a place for the community to present interesting activities and activities that can be enjoyed by all residents openly. The main facilities that are offered include recreational areas, art galleries and commercial areas. The facility aims to provide an green open area while reviving the spirit of art in the Bukit Duri Village. Keywords: facilities; netral; socialization; third place AbstrakPerkembangan sebuah kota kini sudah berkembang secara cepat, khususnya Kota Jakarta. Perkembangan dari bentuk bangunan, industri maupun teknologi berpengaruh terhadap kehidupan sosial di perkotaan. Masyarakat kota cenderung menjadi makhluk individualis, oleh karena itu mulai muncul isu-isu mengenai sebuah third place. Kehadiran sebuah third place menjadi salah satu tempat yang dibutuhkan manusia ditengah kesibukan rutinitas. Menurut Ray Oldenburg, third place berada di antara first place yang merupakan area tempat tinggal dan second place yang merupakan area kerja, dimana third place merupakan tempat untuk bersantai, berelaksasi, dan bersosialisasi dengan suasana yang baru dari rutinitas yang dilakukan. Third place hadir sebagai tempat yang dapat diakses oleh semua orang oleh karena itu bersifat terbuka dan netral sehingga tidak melihat unsur golongan, suku, jabatan, dll. Sifat terbuka ini diperlukan untuk mempererat jiwa sosialisasi antar individu dari kesenjangan golongan masyarakat. Contoh eksisting third place di Jakarta yaitu berupa taman atau RPTRA, yang merupakan fasilitas yang tersedia di setiap lingkungan yang jumlahnya tidak begitu banyak. Untuk menjawab permasalahan ini penulis merancang Fasilitas Rekreasi dan Kesenian Bukit Duri untuk masyarakat Kelurahan Bukit Duri. Fasilitas ini menyediakan wadah bagi masyarakat untuk menghadirkan kegiatan dan aktivitas yang menarik yang dapat dinikmati semua warga secara terbuka. Fasilitas utama yang diharirkan berupa area rekreasi, sanggar seni, dan area komersil. Fasilitas tersebut bertujuan untuk menyediakan area terbuka hijau sekaligus membangkitkan kembali jiwa seni yang ada di Kelurahan Bukit Duri.