
WADAH KOMUNITAS AGRIKULTUR DI KEBAYORAN LAMA
Author(s) -
Maria Magdalena Venny Florentina,
Tatang Hendra Pangestu
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal sains, teknologi, urban, perancangan, arsitektur
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-6263
pISSN - 2685-5631
DOI - 10.24912/stupa.v2i1.6842
Subject(s) - geography , context (archaeology) , agriculture , population , sustainable agriculture , food supply , business , environmental planning , political science , economic growth , agricultural science , sociology , economics , environmental science , archaeology , demography
Food is the most basic human need. Based on data from the United Nations, the population on earth in 2050 is estimated to reach 9.1 billion people, so the world must produce 70% more food than today to provide food for all human on earth. If this food availability cannot be fulfilled, a food crisis will occur. With the concept of the program 'Urban Farming' that will help the problem of food and can also become a community for social interaction activities of its citizens. The Agricultural Community Space Project in Kebayoran Lama is a facility that combines community, educational and commercial functions of public space. This project utilizes the context of the region which is famous for its green areas and is analyzed through the 'Urban Analysis' method which is used to study the condition of the area around the site so that there are important points that form an architectural form. The program in this building focuses on how residents around the area can produce their own food starting from the small steps of growing daily foods such as vegetables and fruits. This project helps local residents to increase food supply for the region and also educates citizens to live healthy and productive lives. By utilizing green concepts in buildings such as green facades, green roofs, rain gardens, zero run-offs, etc. this project will achieve the concept of sustainable buildings so that it helps cities to become healthier cities. Abstrak Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Berdasarkan data dari PBB, populasi di bumi pada tahun 2050 diperkirakan akan mencapai 9,1 milyar jiwa, sehingga dunia harus memproduksi 70% makanan lebih banyak dibandingkan dengan hari ini untuk menyediakan makanan bagi seluruh jiwa yang ada di bumi. Apabila kesediaan pangan ini tidak dapat terpenuhi, maka akan terjadi krisis pangan. Dengan adanya konsep program ‘Urban Farming’ atau pertanian kota inilah yang akan membantu permasalahan pangan dan juga dapat menjadi suatu wadah sosial untuk kegiatan interaksi sosial warganya. Proyek Wadah Komunitas Agrikultur yang berada di Kebayoran Lama ini merupakan fasilitas yang menggabungkan fungsi ruang publik berbasis komunitas, edukasi dan juga komersil. Proyek ini memanfaatkan konteks kawasan yang terkenal dengan kawasan hijaunya dan di analisa melalui metode ‘Urban Analysis’ yang digunakan untuk mempelajari keadaan kawasan di sekitar tapak sehingga terdapat point-point penting yang membentuk suatu wujud arsitektur. Program pada bangunan ini mengutamakan tentang bagaimana warga di sekitar kawasan dapat memproduksi makanannya sendiri mulai dari langkah kecil yaitu menanam makanan sehari-hari seperti sayuran dan juga buah-buahan. Proyek ini membantu warga sekitar agar menambah pasokan pangan bagi kawasan dan juga mengedukasi warganya untuk hidup sehat sekaligus produktif. Dengan memanfaatkan konsep hijau pada bangunan seperti green facade, green roof, rain garden, zero run-off, dll proyek ini akan mencapai konsep bangunan berkelanjutan sehingga membantu kota agar menjadi kota yang lebih sehat.