z-logo
open-access-imgOpen Access
TEMPAT RELAKSASI DI JALAN JAKSA, JAKARTA
Author(s) -
Fransiscus Jason
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal sains, teknologi, urban, perancangan, arsitektur
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-6263
pISSN - 2685-5631
DOI - 10.24912/stupa.v2i1.6839
Subject(s) - recreation , psychology , humanities , mental health , gerontology , political science , medicine , psychotherapist , philosophy , law
Life in a big and crowded city, like Jakarta, can sometimes affect the physical, emotional and mental conditions of the community. With intense economic competition, people are increasingly busy with all routine activities in order to be able to fulfill their lives. Work routines and population density resulting in a lack of vacant land and green land, can psychologically cause boredom, increased stress levels and emotional instability. Stress not only have a direct impact on society but also impacts on the environment. High level stress can cause psychological, physiological and behavioral disorders. Creating an architectural work that raises the theme of the third place as a container that provides a means of recreation, relaxation and mental healing, urban communities are expected to be able to improve the quality of life of people physically and mentally. The theme of the third place in this case functions as a meeting room (communal space) which is protective and includes all levels of society to meet and exchange ideas, share and be a place of recreation integrated with health and fitness programs for workers and the community. The presence of this recreation and health container can benefit the community to improve physical and mental conditions and can eliminate daily fatigue. Abstrak Menjalani kehidupan di kota yang besar dan padat, seperti Jakarta, terkadang dapat mempengaruhi kondisi fisik, perasaan serta mental dari masyarakatnya. Dengan persaingan ekonomi yang ketat, masyarakat semakin sibuk dengan segala rutinitas aktivitas yang dilakukannya untuk dapat memenuhi kehidupannya. Rutinitas kerja dan kepadatan penduduk yang berakibat kurangnya lahan kosong serta lahan hijau, secara psikis dapat menimbulkan kejenuhan, tingkat stres meningkat dan emosi yang tidak stabil. Stres tidak hanya berdampak secara langsung terhadap masyarakat namun juga berdampak terhadap lingkungan. Akibat dari tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan gangguan psikologis, fisiologis dan perilaku. Dengan menghadirkan sebuah karya arsitektur yang mengangkat tema third place sebagai sebuah wadah yang menyediakan sarana rekreasi, relaksasi dan penyembuhan mental masyarakat kota diharapkan dapat terjadi peningkatan kualitas hidup masyarakat secara fisik dan mental. Tema third place dalam hal ini difungsikan sebagai ruang temu (communal space) yang bersifat mengayomi dan mencakup seluruh lapisan masyarakat untuk saling bertemu dan bertukar pikiran, berbagi serta menjadi wadah rekreasional yang dipadukan dengan program kesehatan dan kebugaran bagi para pekerja maupun masyarakat. Dihadirkannya wadah rekreasi dan kesehatan ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat untuk membantu meningkatkan kondisi fisik dan mental serta dapat menghilangkan kepenatan sehari-hari.  

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here