
PENERAPAN ASSERTIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA DI LEMBAGA X
Author(s) -
Yosephine Mulyahardja,
Titi Prantini Natalia
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal muara ilmu sosial, humaniora, dan seni
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-6356
pISSN - 2579-6348
DOI - 10.24912/jmishumsen.v3i2.3874
Subject(s) - psychology , humanities , art
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa di mana terjadi perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional yang berupa perubahan psikososial atau kematangan mental yang akan membentuk sikap, nilai dan minat baru untuk mempersiapkan diri memasuki usia dewasa. Masa remaja juga ditandai dengan sifat negatif misalnya berkaitan dengan sikap sosial berupa menarik diri dari masyarakat dan agresif terhadap masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya tindak kekerasan yang terjadi yang dilakukan oleh remaja. Ketidakmampuan remaja dalam mengantisipasi konflik akan menyebabkan perasaan gagal yang mengarah pada frustrasi. Bentuk reaksi yang terjadi akibat frustrasi yakni perilaku kekerasan untuk menyakiti diri atau orang lain, yang disebut agresi.Perilaku agresi ini dapat diintervensi dengan assertive behavior therapy (ABT). ABT akan mengajarkan kepada remaja mengenai cara menyampaikan pikiran dan emosi negatif secara lebih tepat. Kelima partisipan merupakan remaja laki-laki dan anak didik pemasyarakatan di Lembaga X. Selain itu, kelima partisipan memiliki riwayat tawuran dan kesulitan untuk mengontrol emosi saat dihadapkan dengan situasi yang tidak menyenangkan. Penelitian ini menggunakan quantitative one group pre-test post-test design. Alat ukur yang digunakan adalah Buss-Perry Aggression Question, untuk mengetahui perbandingan hasil sebelum dan sesuadah pemberian intervensi. ABT yang akan dijalankan berjumlah 7 sesi, yang berlangsung selama -/+ 90 menit pada masing-masing sesi. Total skor dari keseluruhan partisipan tidak banyak menunjukkan penurunan agresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ABT kurang efektif menurunkan perilaku agresi dari partisipan di Lembaga X. Hal ini bisa dikarenakan faktor inteligensi partisipan dan lingkungan sekitar partisipan. Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood where biological, cognitive and socioemotional changes occur in the form of psychosocial changes or mental maturity that will form new attitudes, values and interests to prepare for entering adulthood. Adolescence is also characterized by negative traits, for example, in relation to social attitudes in the form of withdrawing from society and being aggressive towards society. This is indicated by the increase in violence committed by adolescents. The inability of adolescents to anticipate conflicts will cause feelings of failure that lead to frustration. Forms of reaction that occur due to frustration include violent behavior to hurt themselves or others is called aggression. Aggressive behavior can be intervened with assertive behavior therapy (ABT). ABT will teach adolescents how to convey negative thoughts and emotions more precisely. The participants were five teenage boys who were correctional students at Institution X. In addition, the five participants had a history of brawls and difficulty in controlling emotions when confronted with unpleasant situations. This study uses quantitative one group pre-test post-test design. The measuring instrument used was the Buss-Perry Aggression Question, to find out the comparison of results before and after intervention. ABT was administered across 7 sessions, which lasted for - / + 90 minutes for each session. The total score of all participants did not show significant decrease in aggression. The results showed that ABT was less effective in reducing aggressive behavior of participants in Institution X. This could be due to the intelligence level of participants and the environment around the participants.