
KAMI-PMO TB (EDUKASI DAN PENDAMPINGAN PENGAWAS MENELAN OBAT TB) DALAM PENGENDALIAN MDR TB
Author(s) -
Mareta Dea Rosaline,
Santi Herlina
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal bakti masyarakat indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2621-0398
pISSN - 2620-7710
DOI - 10.24912/jbmi.v3i2.9475
Subject(s) - medicine , tuberculosis , rifampicin , family medicine , pathology
Tuberculosis control in Indonesia is still not optimal. The problem of MDR TB (Multidrug-Resistant Tuberculosis) is an obstacle to controlling TB in Indonesia. MDR TB is caused by no response from TB germs to treatment isoniazid and rifampicin, anti-tuberculosis drugs. TB incidence rate in Serang district ranks second in Banten Province after Tangerang. The number of pulmonary TB cases is due to the lack of public knowledge and awareness about pulmonary TB disease. To reduce the adverse effects of MDR TB requires the involvement of cadres or family members who controlling drug ingestion (PMO). The form of activities carried out through the formation of cadres to care for TB through the KAMI-PMO TB (Education and Assistance for TB Medication Supervisors) in Desa Baros, Kabupaten Serang. The purpose is to increase the commitment, ability, and knowledge of cadres as coordinator of PMO (Drug Swallow Supervisor) to control MDR TB. The method of implementing activities is counseling, demonstrations, and assistance to cadres. The media used were PPT, WE-PMO TB Booklet, and educational videos. The result of the training was an increase in the ability of cadres in providing PMO counseling by 87%. The Paired T-Test analysis results showed a p-value of 0.000, which means that the training conducted affected cadres' knowledge of PMO TB. In conclusion, education and assistance to cadres have a good influence in increasing knowledge and abilities. The expected result is TB care cadres can provide aid and become the coordinator of TB PMO (Drug Ingestion Supervisor). ABSTRAK:Pengendalian Tuberculosi di Indonesia masih belum optimal.Permasalahan MDR TB (Multidrug Resistant Tuberculosis) merupakan hambatan pengendalian TB di Indonesia. MDR TB disebabkan tidak ada respon kuman TB terhadap pengobatan isoniazid dan rifampizin yang merupakan obat anti tuberculosis. Angka kejadian TB di kabupaten Serang menempati urutan kedua di Provinsi Banten setelah Tangerang, dan banyaknya kasus TB Paru dikarenakan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit TB Paru masih kurang. Untuk mengurangi dampak buruk MDR TB dibutuhkan keterlibatan peran serta kader peduli TB atau anggota keluarga yang berperan dalam pengawasan menelan obat (PMO). Bentuk kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kader peduli TB melalui KAMI-PMO TB (Edukasi dan Pendampinga Pengawas Menelan Obat TB) di Desa Baros Kabupaten Serang. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah meningkatkan komitmen, kemampuan dan pengetahuan kader sebagai koordinator PMO (Pengawas Menelan Obat) dalam upaya pengendalian MDR TB. Metode pelaksanaan kegiatan adalah penyuluhan, demontrasi, dan pendampingan kader. Media yang digunakan yaitu PPT, Booklet KAMI-PMO TB , dan video edukasi. Hasil dari kegiatan adalah meningkatnya kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan PMO cukup tinggi sebesar 87%. Hasil analisis uji Paired T- Test didapatkan nilai p value 0,000 yang artinya ada pengaruh pelatihan yang dilakukan terhadap pengetahuan kader tentang PMO TB. Kesimpulannya edukasi dan pendampingan kepada kader memiliki pengaruh yang baik dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, sehingga hasil yang diharapkan kader peduli TB dapat melakukan pendampingan pada pasien TB dan menjadi koordinator PMO (Pengawas Menelan Obat) TB dalam upaya pengendalian MDR TB