
PENINGKATAN FASILITAS TAMAN BACA RPTRA ABDI PRAJA PESANGGRAHAN - JAKARTA SELATAN
Author(s) -
Nina Carina,
Diah Anggraini,
Mekar Sari Suteja,
Maria Veronica Gandha
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal bakti masyarakat indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2621-0398
pISSN - 2620-7710
DOI - 10.24912/jbmi.v3i1.8040
Subject(s) - government (linguistics) , context (archaeology) , space (punctuation) , quality (philosophy) , citizen journalism , function (biology) , psychology , public relations , sociology , marketing , business , geography , political science , computer science , philosophy , linguistics , archaeology , epistemology , evolutionary biology , law , biology , operating system
Parks initially had two functions, an ecological function or green open space and a passive social function. But along with the changes in the types and patterns of activities and lifestyles, and also because of limited land, a park no longer only bears these two functions but will be empowered to become a park with a variety of interactive community functions. For this reason, the DKI Jakarta Provincial Government has decided to develop a public space that functions more than just green space, called the RPTRA (Child Friendly Integrated Public Space). The addition of the concept of child-friendly is a form of government commitment to improve the quality of life of the community, especially families and children. This paper is the result of a study in the context of carrying out community engagement activities with the target of improving reading park facilities in the Abdi Praja RPTRA, Pesanggrahan Village, South Jakarta. The method of implementation refers to a participatory approach, by exploring the perceived problems of Partners, the views of citizens, hopes for the existence of the current Abdi Praja RPTRA, to then be identified and sought a joint solution to overcome the existing problems. This activity resulted in the addition of collections, education to children in RPTRA in the form of training in coloring and puzzle making. In addition, the provision of workshops can make RPTRA closer and beneficial for visitors of childhood. The addition of an interesting collection of books also the addition of educational children's educational tools in the form of puzzles made by children in fact makes the park more often visited and used as its functionABSTRAK:Taman pada awalnya memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologis atau ruang terbuka hijau dan fungsi sosial yang bersifat pasif. Namun seiring dengan adanya perubahan jenis dan pola aktivitas serta gaya hidup, dan juga karena adanya keterbatasan lahan, maka sebuah taman tidak lagi hanya menyandang dua fungsi tersebut namun akan diberdayakan menjadi sebuah taman dengan fungsi komunitas interaktif ragam fungsi. Untuk itu Pemprov DKI Jakarta memutuskan mengembangkan ruang publik yang berfungsi lebih dari sekedar RTH, dengan sebutan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). Penambahan konsep ramah anak merupakan wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya keluarga dan anak. Tulisan ini merupakan hasil kajian dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dengan target peningkatan fasilitas taman baca di RPTRA Abdi Praja, Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Metode pelaksanaannya mengacu pada pendekatan partisipatif, dengan menggali permasalahan Mitra yang dirasakan, pandangan warga, harapan terhadap keberadaan RPTRA Abdi Praja saat ini, untuk kemudian diidentifasi dan dicarikan solusi bersama untuk mengatasi persoalan yang ada. Kegiatan ini menghasilkan penambahan koleksi, edukasi kepada anak-anak di RPTRA berupa pelatihan proses mewarnai dan pembuatan puzzle. Selain itu pengadaan workshop dapat membuat RPTRA menjadi lebih dekat serta bermanfaat bagi pengunjung usia kanak-kanak. Penambahan koleksi buku yang menarik juga penambahan alat permaianan anak edukatif berupa puzzle yang dibuat sendiri oleh anak-anak secara nyata membuat taman baca lebih sering dikunjungi dan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya