
Penerapan Motode Modelling Pada Kasus Intellectual Disability
Author(s) -
Mohamad Putra Fadhiila Raistyanto Raistyanto,
Yoga Prihatin,
Rahmat A Nugroho
Publication year - 2021
Publication title -
cakrawala
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2549-9300
pISSN - 1858-4497
DOI - 10.24905/cakrawala.v14i2.1843
Subject(s) - gynecology , psychology , medicine
Anak-anak dengan Down Syndrome mengalami keterlambatan perkembangan secara global pada keterampilan motorik kasar dan halus. Keterlambatan motorik ini disertai oleh Intellectual Disability ringan sampai sedang dengan mayoritas IQ antara 40 sampai 70. Miller dan Chapman (1984) dalam Paul & Norbury (2012) memperkirakan bahwa hampir 50% anak-anak dengan Intellectual Disability nonspesifik memiliki keterampilan bahasa sepadan dengan kemampuan nonverbalnya. Sisanya memiliki keterampilan bahasa yang tidak sepadan dengan kemampuan nonverbalnya yaitu 25% memiliki defisit bahasa ekspresif relatif. Terapis wicara memiliki peran dalam penanganan kasus Intellectual Disability pada kemampuan bahasa. Perencanaan terapi yang ditetapkan pada klien berupa tujuan jangka pendek adalah meningkatkan kemampuan bahasa reseptif tingkat kata benda kategori keluarga dengan tingkat keakuratan 50% selama 3 sesi berturut-turut serta materi terapi yang diberikan pada klien adalah latihan menunjuk foto keluarga, yaitu: nizam, ibu, bapak dan mba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kasus Intellectual Disability di RSUD Tugurejo Semarang, untuk mengetahui gambaran perencanaan terapi pada kasus Intellectual Disability di RSUD Tugurejo Semarang, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penatalaksanaan Terapi Wicara pada kasus Intellectual Disability di RSUD Tugurejo Semarang. Hasil terapi pada kemampuan pemahaman kategori keluarga sebanyak 5 kali pertemuan selama 5 minggu dengan tingkat keakuratan 80% mengalami peningkatan meskipun belum mampu konsisten 3 sesi berturut-turut. Setelah dilakukan terapi sebanyak 5 kali pertemuan dapat diketahui bahwa tujuan jangka pendek yang ditentukan belum tercapai karena dipengaruhi beberapa faktor, yaitu usia klien yang memasuki 6 tahun dan atensi klien yang kurang baik.