
BATU MAWE DI TELUK WONDAMA (Mawe Stone in Wondama Bay)
Author(s) -
Rini Maryone
Publication year - 2019
Publication title -
papua : jurnal penelitian papua dan papua barat/papua : jurnal penelitian arkeologi papua dan papua barat
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-9237
pISSN - 2085-9767
DOI - 10.24832/papua.v11i2.248
Subject(s) - megalith , mythology , archaeology , archipelago , geography , history , ethnology , classics
There are quite a few megalithic interesting topics to studies. Megalithic cultural remains can be studied from all aspects. On this occasion the out her will examine the remain of the megalitithic culture of the mawe stone in the Roon district of Wondama Bay Regency, West Papua Province. This study uses an ethno-archaeological approach and a motodegy approach. The ethno-arhnographic data as analogy to obtain the community cultural model under study. In the end it can projeocted the extinect past culture can help solve archeological problems. While using the mythological approach is expected to be able to give a clear picture of how mythological stories can be received and read by the next generation. This research has been conducted in two stages, namely data collection and data processing. Data collection is done in save ral ways, namely survey, interview and conduct literature studies. The final stages is data processing aftet all the data collected is them described, analyteed, and interpreted. From the megalithic remains and mythology, valves that need to be conveyed to be the community and future generations can taken. the existence of this mythologis has an important rule, one of which is social and culture values. These values provide apicture and experience for the community. Thus the presence of megalithig culture with various valuable information is a starting point for archeological studies as a chan of megalithic culture in the archipelago. ABSTRAK Tinggalan megalitik di Papua cukup banyak merupakan topik yang menarik untuk dikajih. Tinggalan budaya megalit tersebut dapat dikajih dari segala aspek. Pada kesempatan ini penulis akan mengkaji tinggalan budaya mengalit dari aspek mitologi dan budaya di Papua. Yaitu tinggalan megalitik batu mawe yang berada di Kampung Manerbo, Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan etnoarkeologi dan pendekatan mitologi. Pendekatan etnoarkeologi memanfaatkan data etnografi sebagai analogi untuk memperoleh model kebudayaan masyarakat yang diteliti. Pada akhirnya dapat di proyeksikan kebudayaan masa lampau yang telah punah sehingga dapat membantu memecahkan masalah-masalah arkeologi. Sedangkan dengan menggunakan pendekatan mitologi diharapkan mampu memberikan gambaran secara jelas bagaimana kisah mitologi dapat diterima dan dibaca oleh generasi penerus. Penelitian ini pulah dilakukan dengan dua tahap yaitu pengumpulan data dan pengolahan data. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu : survei, wawancara dan melakukan studi pustaka. Tahap akhir adalah pengolahan data, setelah semua data terkempul kemudian dideskripsikan, dianalisis dan diinterpretasikan. Dari tinggalan megalitik dan mitologinya dapat diambil nilai-nilai yang perlu di sampaikan kepada masyarakat dan generasi penerus Keberadaan mitologi ini memiliki peran yang penting, salah satunya terkandung nilai, sosial, dan budaya. Nilai-nilai inilah yang memberikan gambaran dan pengalaman tersendiri pada masyarakat. Dengan demikian hadirnya budaya megalit dengan berbagai informasi yang sangat berharga ini sebagai titik tolak kajian arkeologi sebagai mata rantai budaya megalitik di Nusantara.