z-logo
open-access-imgOpen Access
KEBERLANJUTAN BUDAYA DI PELAJAU, KALIMANTAN SELATAN (THE CONTINUOUS CULTURE IN PELAJAU, SOUTH KALIMANTAN)
Author(s) -
Hartatik Hartatik
Publication year - 2018
Publication title -
kindai etam/kindai etam
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2620-6927
pISSN - 2541-1292
DOI - 10.24832/ke.v1i1.48
Subject(s) - humanities , geography , settlement (finance) , art , computer science , payment , world wide web
Pelajau merupakan sebuah kawasan pemukiman kuna yang dikelilingi oleh sungai mati dan kini terpecah menjadi beberapa desa. Beberapa toponim menandai ramainya aktivitas pemukiman masa itu, seperti Sumur Candi, Sumur Pemandian Raja, dan Masjid Keramat Pelajau. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran Pelajau pada masa lalu dan hubungannya dengan situs pemukiman tepi sungai bagian hulu Kalimantan Selatan seperti situs Jambu Hulu, Jambu Hilir, dan Nagara. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan penalaran induktif. Teknik pengambilan data dengan observasi, wawancara dan ekskavasi, dengan analisis data secara laboratorium, morfologi dan teknologi artefak, serta pendekatan etnoarkeologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pelajau merupakan pemukiman tepi sungai mempunyai peranan yang penting terhadap perkembangan perekonomian, religi dan nasionalisme di wilayah hulu Kalimantan Selatan. Dari beberapa artefak dan tradisi yang hingga kini masih digunakan, disimpulkan bahwa budaya di Pelajau masih berlanjut dari masa dahulu hingga kini, meskipun sempat terjadi keterputusan generasi dan perubahan konsep pemaknaan terhadap Sumur Candi.Pelajau is an ancient settlement area surrounded by dead river, and nowadays it split into several villages. Some toponyms marked the high activities in the past, such as sumur candi (temple well), sumur pemandian raja (bath well of king) and Masjid Keramat Pelajau (Pelajau Sacred Mosque). This paper aims to identify the role of Pelajau in the pastand relationship of Pelajau with riverbank settlement sites at the upstream of South Kalimantan such as Jambu Hulu, Jambu Hilir and Nagara. The method used is descriptive with inductive reasoning. Data are collected through observation, interviews and excavation, and analysis data are conducted by laboratory, morphology and technological artifacts, as wellas ethnoarchaeological approach. Results from this study indicate that a riverbank settlement of Pelajau has an important role to the development of economy, religion and nationalism in the upstream region of South Kalimantan. Based on some artifacts and traditions which are still in use, it is concluded that the culture in Pelajau is continued from ancient times until present, eventhough there are disconnect generation and changeable concept of sumur candi (temple well) meaning.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here