z-logo
open-access-imgOpen Access
LATARBELAKANG DAN MAKNA DRWYAHAJI SERTA BUNCANGHAJI BERDASARKAN DATA PRASASTI BALI KUNO
Author(s) -
Ni Ketut Puji Astiti Laksmi
Publication year - 2017
Publication title -
forum arkeologi/forum arkeologi
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-6832
pISSN - 0854-3232
DOI - 10.24832/fa.v29i2.184
Subject(s) - art , humanities , sociology
Inscriptions issued at the time of ancient Bali is evidence that represents authentic community life in the days of ancient Bali. One of the data contained in the inscription is data about the payment or delivery drwyahaji. Drwyahaji problem has long attracted the attention of archaeologists. Drwyahaji is a term used in the inscriptions to mention the right of the king in the form of matter, but the data shows that the inscription drwyahaji not only dedicated to the king, also to officials and sacred buildings. Even in ancient Bali inscription drwyahaji submission to the sacred building first was found before their submission to the king and the officials drwyahaji. In addition to the drwyahaji, picks up the services of the people’s rights in the form of labor (buncanghaji) for development in various sectors have also been carried out. The above figures encourage awareness that more thorough studies should be carried out, especially on matters underlying human action and whether the meaning of submission and implementation buncanghaji drwyahaji both individually and as members of society. Prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada masa Bali Kuno merupakan bukti otentik yang merepresentasikan kehidupan masyarakat pada zaman Bali Kuno. Salah satu data yang terkandung dalam prasasti adalah data tentang pembayaran atau penyerahan drwyahaji. Masalah drwyahaji telah lama menarik perhatian para arkeolog. Drwyahaji merupakan istilah dalam prasasti yang dipergunakan untuk menyebutkan hak raja yang berupa materi, akan tetapi data prasasti memperlihatkan bahwa drwyahaji bukan saja dipersembahkan kepada raja, namun juga kepada para pejabat dan bangunan suci. Bahkan, dalam prasasti Bali Kuno penyerahan drwyahaji kepada bangunan suci lebih dulu ditemukan sebelum adanya penyerahan drwyahaji kepada raja maupun pejabat. Di samping drwyahaji, hak memungut jasa dari rakyat berupa tenaga kerja (buncanghaji) untuk pembangunan di berbagai sektor juga telah dilakukan.Gambaran di atas mendorong timbulnya kesadaran untuk melakukan penelitian yang lebih seksama, perlu dilaksanakan terutama mengenai hal-hal yang melatarbelakangi tindakan manusia tersebut dan apakah makna penyerahan drwyahaji dan pelaksanaan buncanghaji baik secara pribadi, serta sebagai anggota masyarakat.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here