Open Access
SIWA-BUDHA DI PURA PEGULINGAN
Author(s) -
I Nyoman Linggih
Publication year - 2016
Publication title -
forum arkeologi/forum arkeologi
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-6832
pISSN - 0854-3232
DOI - 10.24832/fa.v28i2.24
Subject(s) - gautama buddha , humanities , harmony (color) , buddhism , art , philosophy , theology , visual arts
Since the ancient time Bali has witnessed the harmony of Siva-Buddha religion, as can be seen from numerous cultural artifacts, including the Pegulingan Buddha ?iwa di Pura Pagulingan. This research was aimed at finding the form of the Buddhism artefacts in Pegulingan Temple, the structure of Pegulingan Temple, and the perception of the villager of Desa Pakraman Basangambu upon the, Tampaksiring district, Gianyar regency upon the the harmony of Buddha ?iwa di Pura Pagulingan. The research data is compiled through observation, literature study, and interview; the analysis was done through data reduction and data display, followed by conclusion drawin. The findings of this research was the Siva_buddha artefacts in the temple in form of Buddhism Stupa, and several Siva shrines. These artefacts shows the harmony and similarities of goals, which must be preserved in celebrating the oneness of God.Kebersamaan Agama Siwa-Budha di Bali telah ada sejak jaman dahulu, dibuktikan dengan berbagai tinggalan budayanya, salah satunya di Pura Pegulingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud tinggalan dari Agama Budha di Pura Pegulingan, struktur Pura Pagulingan dan persepsi masyarakat Desa Pakraman Basangambu, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar terhadap kebersamaan Buddha ?iwa di Pura Pagulingan. Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, studi pustaka dan wawancara, kemudian dianalisis dengan langkah reduksi data, display data dan conclusion rawin/verification. Hasil penelitian ini berupa tinggalan yang bersifat Siwa-Budha di pura tersebut. Tinggalah tersebut berdasarkan penelitian berupa stupa Agama Budha, beberapa palinggih dari Agama Siwa, dan persepsi masyarakat berhubungan dengan kebersamaan Siwa-Budha di Pura tersebut. Keberadaan bangunan suci dari kedua agama tersebut menyiratkan adanya kerukunan dan kesamaan tujuan, yang perlu dijaga melalui kesucian lahir dan batin. Pura tersebut merupakan sarana pemersatu umat, dengan dasar keyakinan bahwa Tuhan itu satu.