
Jembatan Kebajikan ( Chen Tek ): Objek Bersejarah Perekat Antaretnis di Kota Medan
Author(s) -
Deni Sutrisna
Publication year - 2018
Publication title -
berkala arkeologi sangkhakala
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-8907
pISSN - 1410-3974
DOI - 10.24832/bas.v15i1.135
Subject(s) - humanities , bridge (graph theory) , sociology , ethnic group , art , anthropology , medicine
A city, an essentially gathering place of a society with various activities, must include such aspects of spaciousness, density, social heterogeneity, market, administrative function, a source of life, and culture elements that differentiate it from other social groups outside it. Medan is a city with a diverged cultural element, which is not only observable from the people life but also building heritage. The bridge of wholesome is a structure that describes an inter-ethnic unity, which is realized in an inscription containing a variety of language and alphabets on its fence. Pioneered by a Chinese benefactor, the bridge is now in a very pathetic condition being threatened by the modernization of Medan. This research, using qualitative and inductive reasoning, is aimed at solving a question of how the architecture and the spirit of multi-ethnicity of the bridge came into existence. Data investigation is conducted through library data research and field observation.AbstrakSebuah kota hakekatnya adalah tempat bagi berkumpulnya masyarakat dengan beragam aktivitasnya. Selain itu kota juga mencakup unsur-unsur keluasan, kepadatan, heterogenitas sosial, pasar, fungsi administratif, sumber kehidupan, dan unsur budaya yang membedakan dengan kelompok sosial yang ada di luarnya. Salah satu kota dengan keragaman unsur budaya adalah Kota Medan, dan unsur tersebut bukan hanya tercermin dari kehidupan masyarakatnya, juga ada pada tinggalan materi bangunannya. Jembatan Kebajikan merupakan jembatan yang menggambarkan pembauran antar etnis yang terwujud dalam bentuk prasasti dengan ragam huruf dan bahasa pada bagian pagarnya. Jembatan yang digagas pembangunannya oleh tokoh dermawan etnis Tionghoa yaitu Tjong Yong Hian kini kondisinya mengkhawatirkan terdesak oleh derap pembangunan kota Medan. Bagaimana arsitektur dan semangat multi etnis bisa muncul pada jembatan objek sejarah itu, merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Metode penelitian kualitatif dengan alur penalaran induktif diterapkan dalam penelitian. Adapun penelusuran data dilakukan dengan pemanfaatan data kepustakaan dan observasi di lapangan.