
Pengaruh Karawitan terhadap Totalitas Ekspresi Dalang dalam Pertunjukan Wayang Golek Menak Yogyakarta
Author(s) -
Dewanto Sukistono
Publication year - 2014
Publication title -
resital
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2338-6770
pISSN - 2085-9910
DOI - 10.24821/resital.v15i2.852
Subject(s) - art , humanities , visual arts
Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan pengaruh karawitan sebagai salah satu pendukung utama pergelaran wayang dengan kualitas ekspresi dalang wayang golek Menak Yogyakarta. Keberadaan wayang golek Menak di Yogyakarta diawali pada tahun 1950-an yang dipopulerkan oleh Ki Widiprayitna, satu-satunya dalang wayang golek Menak pada waktu itu. Kesederhanaan gaya pedesaan Ki Widiprayitna dalam setiap pergelaran tidak mengurangi keberhasilannya dalam memainkan boneka wayang tiga dimensi tersebut, hingga ia mendapat julukan dhalang nuksmèng wayang. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilannya adalah kesatuan rasa antara gerak wayang dengan karawitan sebagai salah satu pendukung utama pertunjukan. The Influence of Karawitan towards the Expression Totality of Puppeteer in the Performances of Wayang Golek Menak Yogyakarta. This paper is intended to explain the effect of the karawitan as one of a principal supporter of wayang performance to the quality of the puppeteer expression towards wayang golek Menak Yogyakarta. The existence of wayang golek Menak Yogyakarta has been started in the early 1950’s and was popularized by Ki Widiprayitna, the only puppeteer wayang golek Menak at that time. The simplicity of rustic styles of Ki Widiprayitna in every performances does not diminish his success in playing the three-dimensional puppets, until finally he gets the nickname of dhalang nuksmèng wayang. One of the factors that may influence his success is the unity of sense between the puppet motions with the karawitan as one of the principal supporters of performances.