z-logo
open-access-imgOpen Access
The Visualization of Wayang Kulit Purwa by Bambang Suwarno
Author(s) -
Bagaskoro Ardhi,
Slamet Supriyadi,
Edy Tri Sulistyo
Publication year - 2019
Publication title -
journal of urban society's arts
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2355-214X
pISSN - 2355-2131
DOI - 10.24821/jousa.v6i2.3431
Subject(s) - art , visual arts , humanities , creativity , art history , psychology , social psychology
Visualisasi Wayang Kulit Purwa Karya Bambang Suwarno. Artikel ini membahas tentang visualisasi wayang kulit purwa karya Bambang Suwarno, seorang dalang, guru dalang, dan pengembang pakeliran padat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui visualisasi wayang kulit karya Bambang Suwarno. Metode yang digunakan adalah bentuk deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil kreativitas berkarya ditunjukkan dalam berbagai karya wayang dari kondisi yang ambang, ricuh, dan mencoba sesuatu yang belum ada dari berbagai jenis tokoh wayang. Pengakuan berbagai tanggapan dalang tentang karya kreasi ini menunjukkan kreativitas berkarya yang memiliki konsep, dan mendukung pentas pakeliran. Selain itu, diharapkan wayang semakin indah dilihat, menjadi penghubung antar tokoh dalam lakon, memenuhi sanggit pakeliran, menambah perbendaharaan tokoh wayang, dan memperkuat pengakuan wayang di mata dunia. This article discusses the visualization of wayang kulit purwa by Bambang Suwarno, a puppet master (dalang), a puppet master’s teacher, and a developer of a short shadow puppet performance. The objective of the research is to find out the visualization of wayang kulit by Bambang Suwarno. The method employed was descriptive qualitative one. Techniques of data collection were observation, interview, and documentation. The result of working creativity could be seen in many wayang works from the threshold, chaotic condition to trying something new that has never existed yet in a variety of wayang characters. Recognition of various mastermind’s responses to the work of Bambang Suwarno indicted the creativity of work that has a concept, and supports the performance stage. In addition, it is hoped that wayang will be more attractive to watch, become a liaison between characters in the play, fulfill the sanggit pakeliran, increase the treasury of puppet characters, and strengthen the puppet recognition in the world. 

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here