z-logo
open-access-imgOpen Access
Sungai sebagai Transmisi Ritual Urban Kesuburan melalui Pertunjukan Wayang Topeng
Author(s) -
Robby Hidajat
Publication year - 2015
Publication title -
journal of urban society's arts
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2355-214X
pISSN - 2355-2131
DOI - 10.24821/jousa.v2i1.1264
Subject(s) - art , geography , sociology , humanities , visual arts
Sungai pada saat ini sudah mulai tidak mendapatkan perhatian masyarakat terutamadalam masyarakat urban, kebersihannya sudah tidak ada yang bersedia menjaga.Sampah dan cairan deterjen menjadi bahan yang mengotori kebersihan. Akibatnyaair menjadi tidak lagi bersih, membawa bibit penyakit, dan mengakibatkan bencanabanjir. Sungai bagi masyarakat desa di Malang pada waktu yang lampau memilikiarti penting, seperti tempat tertentu di antara bilik-bilik mandi yang disebutbelik terdapat pundhen desa tempat roh nenek moyang bersemayam. Keyakinanmasyarakat desa di Malang itu dikaji dengan teori strukturalisme-simbolis denganmenggunakan data wawancara dan observasi partisipatoris. Teknik analisismenggunakan interpretasi. Penemuannya adalah relasi yang kuat antara sungai,gunung, dan desa: (1) sungai adalah transmisi pemujaan kesuburan dari dewagunung, (2) sungai menjadi manifestasi sih langgeng (cinta abadi), anugerah singnguripi (yang menghidupi), dan (3) sungai diyakini sebagai wujud tirta pawitrasari; air kehidupan. Ritual urban pemujaan terhadap kesuburan adalah anugerahkehidupan yang diekspresikan melalui media seni pertunjukan Wayang Topeng.The River as a Transmission of Fertility Ritual through the Performing ArtsMedia of Wayang Topeng. Nowadays, the rivers are starting not to get any intentionfrom our society; nobody is willing to keep them clean. Garbage and detergent liquidhave become the contaminated materials for them. As a result for that matter, waterhas not been clean anymore, has carried germs, and has lead to floods. Long time ago,rivers for villagers in Malang had its significant value, like a certain place in the showercubicles called ‘belik’, there was a ‘pundhen desa’ where ancestral spirits dwelled. The villagers’ belief in Malang is analyzed with a symbolic - structuralism theory using the data of interviews and participatory observation. The interpretation is used as theanalysis technique. The finding of the research is that there is a strong relation amongrivers, mountains, and villages: (1) the river is the transmission of fertility worship of themountain Gods, (2) the river becomes the manifestation of ‘sih langgeng’ which meansthe eternal love, the blessing of the almighty support ‘sing nguripi’, and (3) the river isbelieved to be a form of ‘tirta pawitra sari’; the water of life. The worship of fertilityritual is the blessing of life that is expressed through the performing arts media of Wayangtopeng.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here