Open Access
Eksistensi Seni Grafis Monoprint dalam Kesenirupaan Yogyakarta
Author(s) -
Bayu Suseno
Publication year - 2014
Publication title -
journal of urban society's arts
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2355-214X
pISSN - 2355-2131
DOI - 10.24821/jousa.v1i2.792
Subject(s) - humanities , art
Tujuan penelitian ini adalah ingin memahami persoalan yang muncul dalameksistensi seni grafis monoprint seniman Yogyakarta. Pertanyaan yang diajukan(1) apakah cetak monoprint merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadapkaidah seni grafis konvensional; (2) bagaimana pengaruh booming lukisan dalamkeberadaan praktik seni grafis monoprint. Keberadaan praktik monoprint sejalandengan perkembangan seni rupa kontemporer yang merespons kekayaan teknik danmedium baru, yang disertai dengan konsep pemikiran seniman yang lebih plural.Namun, proses kreatif pegrafis tersebut seringkali dipandang kritis dan sinis olehsebagian pihak karena karya yang dihasilkan oleh seniman tidak hanya ada satuedisi (eksklusif ) seperti lukisan. Dalam rentang waktu tahun 2008 sampai 2011,beberapa seniman yang bermukim di Yogyakarta mengadakan pameran tunggalseni grafis monoprint. Kota Yogyakarta memiliki sejumlah seniman muda yangmenekuni praktek cetak tersebut, antara lain: Andre Tanama, Ariswan Adhitama,Irwanto Lentho, dan T.A Sitompul. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktikseni grafis monoprint ternyata mampu bersaing dengan lukisan. Pengaruh boominglukisan menjadikan seni ini bukan lagi merupakan satu pencarian jati-diri, namunsebagai satu alternatif bentuk komoditas dengan label seni rupa modern The Existence of Monoprint Art in Yogyakarta. The existence of monoprint practicegrows in line with the development of the contemporary art that responds the inventionof new techniques and media accompanied by the artists’ more pluralistic thinking.Unluckily, the creative process of the monoprint artist is often critically judged andcynically looked at by some people because the work produced by the artist is only oneedition (exclusive), just like painting. From 2008 to 2011, several artists living inYogyakarta held a solo exhibition of monoprint. Yogyakarta has a number of young artistswho devote their life to practice the art of printing, among others are Andre Tanama,Ariswan Adhitama, Irwanto Lentho, and TA Sitompul. This study is intended to findout whether monoprint making practice is considered as a deviation of the graphic artconventional rules and how the painting booming influences the monorprint existence.From the analysis, it can be inferred that a monoprint is capable of competing a paintingand the booming of painting is no longer considered as a search of identity but more as analternative of commodity form with the label of modern visual art.