
GAMBAR KACA, BERCERITA DALAM SATU SKENA
Author(s) -
Akhmad Nizam,
Agung Wicaksono
Publication year - 2014
Publication title -
corak : jurnal seni kriya/corak
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-4708
pISSN - 2301-6027
DOI - 10.24821/corak.v3i2.2355
Subject(s) - art , visual arts , painting , stained glass , collectable , theme (computing) , art history , computer science , window (computing) , operating system
Painted glass has many various theme, forexamples Islamic calligraphy, mosque,biography of Nabi, buroq, legend, and wayangs. In fact, painted glass has important positioningin Indonesia visual art history. The technique of painted glass making is very unique because itis done on the back of mirror surface. The result of this technique is opposite, left parts willbecome right parts, first color will become frontiest color in glass surface. The quality of paintwill be covered in glass, so it is very good in durability. Painted glass can be protected bycoating on the back of glass surface.In the year of 70’s, many of Javanese traditional house are decorated by painted glass,but it decrease gradually. Recently, the painted glass is less because glass is fragile material,damaged with age, or sold to the art shop. Many people considered the old painted glass isoutdated, however today, painted glass becomes artwork media for modern artist. It is meansthat painted glass not a pheriperal artwork. At first glance that traditional painted glassappears made by ordinary people. It seem as a naïve form, wrong composition, andcontrasting color collide. View of mountain, wet rice field, house, and human being arecomposed as one scene pile, it is wrong in perspective law. And the right question, is that true?Painted glass similary wayang beber, relief of temple wall, drawing by childern, Balitraditional painting, is composed in one scene pile. Why the traditional artist do it? In westernperspective law it is really wrong. But this is the manner of traditional painting inIndonesia.Right or wrong in ordinary drawing low is not their purpose. Their approches is ideoplastis,meaning is more important than the visualization. Keyword: tradition, scene, painted glass Gambar kaca memiliki beragam tema, seperti tema religi (kaligrafi, masjid, kisah Nabi,singa ajaib, (buroq), legenda (Joko Tarup, Syeh Dumbo, Untung Suropati, pengantin LoroBlonyo) dan bermacam-macam tema wayang. Sebenarnya gambar kaca memiliki kedudukanyang penting dalam sejarah perkembangan seni rupa Indonesia. Pembuatan gambar kacadilakukan secara terbalik, yaitu dari belakang, inilah uniknya. Bidang gambar sebelah kananakan menjadi sebelah kiri, begitu juga sebaliknya. Warna pertama yang ditorehkan akanmenjadi warna paling depan, karena berada dibelakang kaca kualitas warna cat terlindungi,sehingga tetap cemerlang dalam waktu yang lama. Gambar kaca juga memiliki kelemahan,setelah 50-60 tahun cat akan mengelupas, hal ini dapat diatasi dengan memberi lapisanpelindung dari belakang.Era 70-an gambar kaca ini masih banyak menghiasi rumah tradisional Jawa, tetapisekarang jarang sekali dijumpai. Hal ini dapat dimengerti karena bahan kaca mudah pecah dankondisinya sudah banyak yang rusak dimakan usia, atau dijual ke art shop karena alasanekonomi, dan gambar kaca tempo dulu dianggap sudah ketinggalan zaman. Anggapan ini tidaksepenuhnya benar, era sekarang ini karya seni dengan berbagai media dapat digunakansebagai sarana berekspresi. Media kaca dapat dimanfaatkan oleh perupa modern menjadikarya seni visual, artinya sudah saatnya seni gambar kaca tidak dianggap sebagai karyapinggiran. Sekilas tampak bahwa gambar kaca tradisional dibuat oleh mereka yang tidakmengetahui seni. Bentuknya naif, olahan warnanya kontras sering bertabrakan, dan terutamakomposisinya salah. Pemandangan gunung, sawah, bangunan dan manusia disusun secarabertumpuk dalam satu skena, hal ini jika dilihat dari ilmu perspektif akan disalahkan olehmereka yang belajar disiplin ilmu seni, benarkah demikian?Gambar kaca, seperti halnya wayang beber, relief dinding candi, gambar anak, lukisantradisional Bali dibuat dengan susunan bertumpuk seperti itu. Mengapa mereka melakukan halitu? Hal ini jika dinilai dari ilmu perspektif Barat, memang salah. Tetapi demikianlah tradisimenggambar di Indonesia. Benar dan salah dalam suatu gambar, bukan yang utama, bukan itutujuannya. Yang penting adalah isi dari gambar itu dapat dibaca sepanjang waktu, menjadisebuah gambar yang hidup, gambar yang memuat banyak cerita dalam satu skena. Kata kunci: tradisi, skena, gambar kaca