
HOLDING PERIOD SAHAM SYARIAH ANTARA INVESTOR DAN TRADER
Author(s) -
Ainun Mardhiah
Publication year - 2017
Publication title -
jped (jurnal perspektif ekonomi darussalam) (darussalam journal of economic perspectives)/jped (jurnal perspektif ekonomi darussalam) (darussalam journal of economic perspectives)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-6297
pISSN - 2502-6976
DOI - 10.24815/jped.v1i1.6519
Subject(s) - humanities , business , mathematics , art
Inbuying and sellingstocks, Muslims are faced withtwo optionsnamelystrategyas atraderorinvestor. The moststrikingdifferencebetween the two ison theside of theholding periodorperiodsmenahama securityfor resale. A tradercanbuy and sellsharesin avery short time.Insteadinvestors tend tohold securitiesin a long time. The scholarsstatedthat thebehavior oftradersarecategorizedasactsmaisyirandgharar. Becauseone of the goalsof thestrategyis to utilizetraderstock price movementsarenotsuretoget ashort-term profits. Besidesthe activitiesof thetradermakesaveryvolatileindexthatcan triggerinstabilityexchanges.Dalam melakukan jual beli saham di bursa, umat Islam dihadapkan kepada dua pilihan strategi yakni sebagai trader atau investor. Perbedaan yang paling mencolok antara keduanya adalah dari sisi holding period atau periode menaham suatu sekuritas untuk dijual kembali. Seorang trader dapat melakukan transaksi jual beli saham dalam waktu sangat singkat. Sebaliknya investor cenderung menahan sekuritas dalam waktu yang lama. Para ulama menyatakan bahwa perilaku trader tersebut dikatagorikan sebagai perbuatan maisyir dan gharar. Karena salah satu tujuan dari strategi trader adalah memanfaatkan pergerakan harga saham yang tidak pasti untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Selain itu kegiatan trader tersebut membuat suatu indeks sangat berfluktuatif yang dapat memicu ketidakstabilan bursa.