z-logo
open-access-imgOpen Access
PROFIL PENDERITA DIFTERI YANG DIRAWAT YANG DIRAWAT DI RUANG ISOLASI KHUSUS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Author(s) -
Sarah Izdihar,
Muhtarum Yusuf,
Meisy Andriana
Publication year - 2019
Publication title -
jks/jks (jurnal kedokteran syiah kuala)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2550-0112
pISSN - 1412-1026
DOI - 10.24815/jks.v19i2.18060
Subject(s) - medicine , gynecology
Abstrak. Latar Belakang: Difteri adalah penyakit menular mematikan yang dapat menjadi peristiwa luar biasa yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheria. Kasus difteri di Indonesia meningkat dan yang terbesar di Jawa Timur terutama di Surabaya pada tahun 2017 tergolong tinggi karena rendahnya cakupan imunisasi difteri. Difteri rongga mulut (tonsil-faring-laring) adalah yang paling sering (90%). Populasi risiko tinggi biasanya anak-anak yang tidak diimunisasi atau daerah dengan cakupan imunisasi DPT3 dan DT yang rendah. Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi difteri di Surabaya. Metode dan Materi: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan total sampling. Sampel penelitian berjumlah 82. Data dikumpulkan melalui buku catatan Ruang Isolasi Khusus RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan rekam medis elektronik. Hasil: Dari 82 sampel, distribusi responden menunjukkan bahwa kelompok jenis kelamin tertinggi adalah pria (64,63%), Usia didominasi oleh 0-5 tahun (46,34%) dan 6-11 tahun (34,14%), Pendidikan terakhir terbanyak adalah SD (24,39%), dan kota terbanyak adalah Surabaya (56,09%). Status imunisasi DPT terbanyak adalah tidak lengkap (63,41%), lokasi difteri terbanyak di tonsil (92,68%), terapi terbanyak yaitu penisilin procain 92,68%. Simpulan: difteri terbanyak didapatkan pada usia 0-11 tahun, berjenis kelamin laki-laki, mayoritas bertempat tinggal Surabaya, tingkat pendidikan terbanyak SD, status imunisasi DPT terbanyak adalah tidak lengkap, lokasi difteri terbanyak tonsil, jenis terapi terbanyak penisilin procain. Kata Kunci:  Difteri, Tonsil, Imunisasi Abstract. Background: Diphtheria is a deadly infectious disease that can be an extraordinary event caused by Corynebacterium diphtheria. Diphtheria cases in Indonesia increased and the largest in East Java, especially in Surabaya in 2017 was classified as high due to the low coverage of diphtheria immunization. Diphtheria of the oral cavity (tonsils-pharynx-larynx) is the most frequent ( 90%). High risk populations are usually children who are not immunized or areas with low DPT3 and DT immunization coverage. Objective: The purpose of this study was to analyze the factors that influence diphtheria in Surabaya. Material and Methods:  The type of research is a retrospective descriptive study using total sampling. The research sample was 82. The data was collected through the Special Isolation Room Dr. RS. Soetomo Surabaya and electronic medical records. Results:  From 82 samples, showed that the highest gender group was male (64.63%), age was dominated by 0-5 years (46.34%) and 6-11 years (34.14%), the most recent education was SD (24.39%), and most cities are Surabaya (56.09%). Most DPT immunization status is incomplete (63.41%), most diphtheria locations in tonsils (92.68%), the most therapy is penicillin procain 92.68%. Conclusio: Diphtheria is found at the age of 0-11 years, male sex, the majority lives in Surabaya, the highest level of education is elementary school, most DPT immunization status is incomplete, the location of the most diphtheria tonsils, the most type of therapy is penicillin procain.Keyword:  Diphtheria, Tonsils, Immunization

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here