z-logo
open-access-imgOpen Access
Bahasa Pemberontakan Terhadap Tradisi Bali Dalam Novel Tempurung: Kajian Stilistika
Author(s) -
Mashuri Mashuri
Publication year - 2011
Publication title -
atavisme
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2477-0000
pISSN - 1410-900X
DOI - 10.24257/atavisme.v14i2.71.228-241
Subject(s) - humanities , sociology , stylistics , style (visual arts) , art , literature
Kajian ini membahas novel Tempurung karya Oka Rusmini dari perspektif stilistika. Novel tersebut dominan dengan bahasa pemberontakan terhadap tradisi Bali. Kajian ini akan terfokus pada gaya interferensi dan alih kode yang terkonstruksi dalam beberapa wacana. Di dalamnya, terdapat pola dalam bahasa pemberontakan dengan menggunakan gaya bahasa sarkasme, sinisme, dan ironi, bahkan paradoks, serta gaya perbandingan. Pola itu terkait dengan pandangan perempuan dari kasta Brahmana yang berikhtiar membaca kembali kebaliannya, terutama terkait sistem kasta, adat dan upacara kematian. Efek estetik dengan pemertahanan istilah lokal dan penggunaan gaya bahasa-gaya bahasa yang bernada muram itu memperkukuh latar novel, baik latar sosial maupun kulturnya. Seiring dengan itu, semakin menunjukkan ketajaman perspektif dalam melihat ambiguitas kultur Bali di antara tradisi dan modernitas. Abstract: This study of Oka Rusmini’s Tempurung is from stylistics perspectif. The novel is dominant with rebel language to the tradition of Bali. Focus of the study is interfensial and code-transformation style, constructing to some discourse. In there’s model of tradition subversive with use sarkasm, sinism, irony, paradox style and comparasion stylistics. The system related with women perspektif from kasta Brahmana. She effort to reread her-Balinesse in the kasta system, ordinary adat and the death ritual. Efect of the aestetics from using local etimology and styles with gloomy tone make install the novel setting-social and culture. Therewith, using stylistics is build sublime of perspective to know ambiguity in the culture of Bali, between tradition and modernity. Key Words: stylistics, interferensial, code-transformation, subversive, Bali tradition

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here