z-logo
open-access-imgOpen Access
PERNIKAHAN PEREMPUAN SINDROM MAYER ROKITANSKY KUSTER HAUSTER PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
Author(s) -
Reski Wulandari,
Irfan Lewa
Publication year - 1970
Publication title -
shautuna
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2775-0477
DOI - 10.24252/shautuna.v1i3.15460
Subject(s) - humanities , political science , philosophy
AbstrakPokok masalah dalam penelitian ini ialah mengetahui bagaimana konsep terhadap Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster), bagaimana dampak pernikahan perempuan Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). Dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pernikahan perempuan Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan penelitian seperti Yuridis normatif (Undang-undang), teologis normatif (Hukum Islam), dan Ushul fiqih. Yuridis normatif merupakan pendekatan yang berkaitan dengan undang-undang. Teologis normatif merupakan pendekatan yang diterapkan dalam sebuah penelitian yang mana masalah-masalah tersebut dibahas sesuai dengan kaedah-kaedah maupun norma-norma yang ada, yakni hukum Islam. Ushul fiqih adalah suatu disiplin ilmu yang membahas kaidah untuk menelusuri hukum-hukum syari’ah dari sumbernya yang telah dinashkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka di dalam pengumpulan sumber data, peneliti menggunakan studi kasus melalui wawancara. Metode yang diterapkan berupa menganalisa literatur-literatur yang mendukung atau penelitian pustaka (Library Research) yang mempunyai keterkaitan  dan relevansi dengan masalah pokok dan sub-sub masalah mengenai Pernikahan bagi Perempuan Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) dan Perspektif hukum Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) merupakan kelainan bawaan lahir yang terjadi pada perempuan serta adanya gangguan pembentukan rahim dan vagina. Dampak yang dapat terjadi dalam pernikahannya ialah dampak sosial, dampak psikologis dan dampak kesehatan. Dampak sosial dapat menyebabkan perempuan yang mengalami sindrom MRKH ini merasa terintimidasi serta adanya ketidakpercayaan diri terhadap lingkungan sekitar, dampak psikologisnya yakni rentan mengalami stress yang berlebihan serta dapat memicu terjadinya depresi, hal ini dikarenakan tekanan yang kuat, dan dampak kesehatannya sangat memiliki resiko akan kegagalan dalam operasi vagina. Dalam hal ini, hukum pernikahan pada perempuan Sindrom MRKH yakni Hukumnya haram, makruh dan mubah. Jika perempuan yang mengalami sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) tidak mampu dalam hal melakukan hubungan seksual maka hukum pernikahannya haram. Jika dapat mendzalimi hak seorang suami maka hukum pernikahannya makruh. Dan jika dapat memberikan kepuasan dalam melakukan hubungan seksual maka hukum pernikahannya mubah.Kata Kunci: Pernikahan, Perempuan, MRKH, Hukum Islam AbstractThe main problem in this research is knowing the concept of MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster), how is the impact of the marriage of women with MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). And what is the view of Islamic law on the marriage of women with MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). The main problem in this research is knowing the concept of MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster), how is the impact of the marriage of women with MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). And what is the view of Islamic law on the marriage of women with MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). This type of research is classified as qualitative using research approaches such as normative juridical (law), normative theological (Islamic law), and Ushul fiqih. Normative juridical approach is related to the law. Normative theological is an approach that is applied in a study in which these problems are discussed in accordance with existing norms and norms, namely Islamic law. Ushul fiqih is a scientific discipline that discusses rules for tracing shari'ah laws from their sources which have been recited in the Al-Qur'an and As-Sunnah. So in collecting data sources, researchers used case studies through interviews. The method applied is in the form of analyzing supporting literature or library research which has relevance and relevance to the main problems and sub-problems regarding Marriage for Women MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) and Perspective of Islamic law. The results of this study indicate that MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) Syndrome is a congenital disorder that occurs in women as well as a disruption in the formation of the uterus and vagina. The impacts that can occur in a marriage are social impacts, psychological impacts and health impacts. Social impacts can cause women who experience this MRKH syndrome to feel intimidated and lack of self-confidence in the surrounding environment, psychological effects that are prone to excessive stress and can lead to depression, this is due to strong pressure, and the health impact is very at risk of failure in vaginal surgery. In this case, the law of marriage for women with MRKH Syndrome is the law of haram, makruh and mubah. If women who experience MRKH syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) are unable to have sexual relations then the marriage law is haram. If you can wrong a husband's rights, the law of marriage is makruh. And if you can give satisfaction in sexual intercourse, then the law of marriage will change.Keywords: Marriage, Woman, MRKH, Islamic Law. 

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here