z-logo
open-access-imgOpen Access
TRADISI AMMONE PA’BALLE RAKI’-RAKI’ DI KELURAHAN TAMARUNANG KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA (Analisis Perbandingan antara Hukum Islam dan Adat Istiadat)
Author(s) -
Nurul Wardah Ningshi NS,
Zulhasari Mustafa
Publication year - 1970
Publication title -
shautuna
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2775-0477
DOI - 10.24252/shautuna.v1i3.14913
Subject(s) - humanities , sociology , art
Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum menuju ke pernyataan yang bersifat khusus. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu pendekatan antropologis, pendekatan yuridis, pendekatan sosiologis dan pendekatan normatif syar’i. Adapun sumber data penelitian ini adalah Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Masyarakat biasa. Selanjutnya metode pengumpulan data di lakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Tradisi ammone pa’balle raki’-raki’ di kel. Tamarunang, kec. Somba Opu kab. gowa merupakan bentuk rasa syukur kepada sang pencipta Allah SWT, ritual yang melambangkan simbol kelancaran yang di percaya agar acara pernikahan maupun khitanan yang akan di laksanakan berjalan dengan baik tanpa gangguan apapun. Tradisi ini di lakukan di sungai dengan menghanyutkan sesaji-sesaji, masyarakat percaya apabila tidak melakukan Tradisi Ammone Pa’balle Raki’-Raki’ akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, seperti kesurupan atau dalam bahasa Makassar Napattauki dan akan di terserang penyakit pada dirinya. Pandangam Hukum Islam terhadap tradisi ini telah melenceng dari syariat islam karena orang yang melakukannya adalah musyrik. Tradisi ini merupakan Adat istiadat kerena merupakan termasuk budaya atau aturan-aturan yang berusaha di terapkan dalam lingkungan masyarakat, tetapi cara pelaksanaannya adalah bentuk kesalahan masyarakat yang tidak menyadari bahwa itu bertentangan dengan hukum Islam.Kata Kunci: Tradisi; Hukum Islam; dan Adat istiadat.AbstractThis article to draw a general conclusion leading to a statement that is specific. This type of research is qualitative using various approaches, namely anthropological approach, juridical approach, sociological approach and shar'i normative approach. The source of the data of this research are Customary Leaders, Community Leaders, Religious Leaders, and Ordinary Communities. Then the data collection method is done by observation, interview and documentation. The results of this study indicate that the implementation of the Ammone Pa'balle Raki-Raki Tradition in Ex. Tamarunang, kec. Somba Opu kab. gowa is a form of gratitude to the creator of Allah SWT, a ritual that symbolizes the symbol of fluency that is believed so that the wedding and circumcision will be carried out well without any disturbance. This tradition is carried out in the river by drifting offerings, people believe that if they do not do the Ammone Pa'balle Raki'-Raki Tradition things will happen that are not wanted, such as possessed or in Makassar “Napattauki” and will be attacked by diseases in himself. Islamic law's view of this tradition has deviated from Islamic Sharia because the people who do it are polytheists. This tradition is a custom because it is included in the culture or rules that are trying to be applied in the community, but the way it is implemented is a form of public error that does not realize that it is contrary to Islamic law.Kewrods: Tradition, Islamic Law, and costoms

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here