
Islam dalam Tradisi Pernikahan
Author(s) -
nuraeni nuraeni
Publication year - 2019
Publication title -
rihlah : jurnal sejarah dan kebudayaan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-5762
pISSN - 2339-0921
DOI - 10.24252/rihlah.v7i2.11753
Subject(s) - islam , humanities , sociology , reading (process) , art , theology , philosophy , political science , law
This paper examines the integration of Islam in the tradition of marriage to the people in the village of Bontosunggu. The source used is based on field research and books related to the research title. The results of the study found that some implementation of the marriage tradition in Bontosunggu, Bontonompo District, Gowa, had integrated Islamic values. Akkorongtigi, Simorong, A'nikka, Nilekka, Nilekka are a series of marriages that must be preceded by Angngalle je'ne sambayang (Ablution), reading shalawat, barazanji and appatamma (Khataman al-Qur'an) as a tradition that has precedence with Islamic values which are Islamic values, performing wudoo, reading shalawat, barazanji and appatamma (Khataman al-Qur'an) as traditions that have Islamic values preceded by Islamic values. integrated with local traditions.Artikel ini membahas integrasi Islam dalam tradisi pernikahan pada masyarakat di desa bontosunggu. Sumber yang digunakan berdasar pada penelitian lapangan observasi dan wawancara serta buku-buku yang berhubungan judul penelitian. Hasil penelitian menemukan beberapa pelaksanaan tradisi pernikahan di Bontosunggu Kecamatan Bontonompo Gowa telah terintegrasi nilai-nilai Islam. Akkorongtigi, Simorong, A’nikka, Nilekka, Nilekka adalah rangkian pelaksaaan pernikahan harus didahului dengan Angngalle je’ne sambayang (Berwudhu), membaca shalawat, barazanji dan appatamma (Khataman al-Qur’an) sebagai tradisi yang memiliki nilai-nilai Islam yang terintegrasi dengan tradisi lokal.