
Manajemen N-IOM (Manajemen Neurologi-Intraoperatif) pada Eksisi Tumor Myelum dan Dekompresi Stabilisasi Servikal C2-C6
Author(s) -
Andri Rusly,
Buyung Hartiyo Laksono
Publication year - 2022
Publication title -
jurnal neuroanestesi indonesia/jurnal neuroanestesi indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2460-2302
pISSN - 2088-9674
DOI - 10.24244/jni.v11i1.442
Subject(s) - medicine , gynecology , physics , humanities , art
Pemantauan neurofisiologis intraoperatif (N-IOM) berkembang menuju standar perawatan untuk meminimalkan risiko cedera jalur saraf selama prosedur bedah saraf. Pentingnya tidak hanya terletak dalam mendiagnosis cedera pada periode perioperatif untuk pasien yang berisiko tinggi serta komplikasi neurologis dari operasi tetapi juga dalam menciptakan kesempatan untuk menyelamatkan jaringan saraf yang berisiko sebelum kerusakan menjadi ireversibel. Operasi pada tulang belakang merupakan salah satu operasi dengan tingkat resiko tinggi untuk mencederai jaringan sehat sekitar, oleh sebab itu teknik anestesi dengan N-IOM akan sangat membantu mengurangi komplikasi durante operasi. Beberapa penelitian sebelumnya meneliti tentang kombinasi yang berbeda dari teknik N-IOM (seperti somatosensory evoked potentials [SEPs], motor evoked potentials [MEPs], direct wave, free- running electromyography). Hasilnya didapatkan bahwa penggunaan N-IOM multimodal untuk operasi tumor sumsum tulang belakang memberikan hasil yang lebih baik daripada penggunaan N-IOM dengan satu teknik. Teknik N-IOM dengan menggunakan sedasi seperti propofol dan dexmedetomidine yang dikombinasikan dengan opioid seperti fentanyl dapat menjaga kedalaman anestesi pasien tanpa mengganggu sinyal N-IOM itu sendiri. Untuk memaksimalkan nilainya, penting tim operasi untuk memiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip neuromonitoring dan ahli anestesi untuk memahami bagaimana hal itu dapat dipengaruhi oleh anestesi. Oleh karena itu, diperlukan teknik anestesi yang optimal dimana hemodinamik pasien tetap terjaga selama pembedahan dan monitoring IOM tetap dapat dilakukan.