z-logo
open-access-imgOpen Access
THE SURAU SULUK AND TRADITION OF RATIK TOGAK: THE EXPRESSION OF PIETY AMONG THE FOLLOWERS OF THE TAREKAT NAQSABANDIYAH IN ROKAN HULU, RIAU
Author(s) -
Toni Hartono
Publication year - 2020
Publication title -
sosiohumaniora
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2443-2660
DOI - 10.24198/sosiohumaniora.v22i2.26713
Subject(s) - art , sociology
Tulisan ini mengkaji tentang eksistensi Surau Suluk dan tradisi Ratik Togak yang menjadi salah satu amalan pengikut tarekat Naqsabandiyah di Rokan Hulu, Riau. Rokan Hulu dikenal dengan julukan Negeri Seribu Suluk, memiliki sekitar 122 Surau Suluk yang tersebar di seluruh wilayah. Bagi pengikut tarekat, Surau Suluk merupakan wadah untuk menjalani aktivitas keagamaan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk melihat tradisi keagamaan para pengikut tarekat Surau Suluk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Surau Suluk di Rokan Hulu eksis dan berkembang melalui peran Syekh Abdul Wahab Rokan dengan ajarannya tarekat Naqsabandiyah. Salah satu amalan yang menjadi tradisi dalam ajaran tarekat Naqsabandiyah adalah Ratik Togak. Ratik bermakna zikir atau ratib merupakan amalan berupa zikir dan istighfar yang dilakukan untuk mencari puncak kenikmatan berzikir. Ratik Togak dilakukan pada event keagamaan tertentu di ruang publik sebagai medium penting bagi mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ratik Togak merupakan salah satu bentuk dari ibadah keagamaan Islam yang bersifat sosial. Tradisi ini semakin istimewa karena menjadi ikon bagi Surau Suluk yang melibatkan unsur masyarakat awam dan dukungan dari pemerintah. Tradisi ini merupakan amalan bagi pengikut tarekat Naqsabandiyah sebagai bentuk kesalehan mereka dengan Sang Pencipta.This study examines the existence of Surau Suluk and the tradition of Ratik Togak, which is one of the practices of the Naqsabandiyah tarekat in Rokan Hulu, Riau. Rokan Hulu is known by the nickname ‘Negeri Seribu Suluk’, having approximately 122 Surau Suluk which are spread throughout the region. For followers of the tarekat, Surau Suluk is a place to undergo religious activities as a way to get closer to God. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach to see the religious traditions of followers of the Surau Suluk congregation. The results showed that Surau Suluk in Rokan Hulu existed and developed through the role of Sheikh Abdul Wahab Rokan with his teaching of the Naqsabandiyah order. One practice that has become a tradition in the Naqsabandiyah tariqah is Ratik Togak. Ratik means dhikr or ratib is a practice in the form of dhikr and forgiveness which is done to find the peak of enjoyment of dhikr. The Togak Ratik is performed at certain religious events in public spaces as an important medium for them to get closer to God. Ratik Togak is a form of social Islamic religious worship. This tradition is increasingly special because it has become an icon for Surau Suluk which involves ordinary people. It also gets support from local government. This tradition is a practice for followers of the Naqsabandiyah order as a form of their piety with the Creator (God).

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here