z-logo
open-access-imgOpen Access
Pemertahanan Warisan Budaya Wayang Wong Gaya Yogyakarta dan Komodifikasinya untuk Atraksi Wisata di Kota Yogyakarta
Author(s) -
Prima Agustina
Publication year - 2018
Publication title -
metahumaniora
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2657-2176
pISSN - 2085-4838
DOI - 10.24198/mh.v8i1.18875
Subject(s) - dance , tourist attraction , cultural tourism , humanities , tourism , art , sociology , visual arts , geography , archaeology , tourism geography
AbstrakWayang wong gaya Yogyakarta merupakan seni pertunjukan yang dasargerakannya adalah tari klasik gaya Yogyakarta atau Joged Mataram. Masyarakatmemanfaatkan warisan budaya wayang wong gaya Yogyakarta untuk atraksi wisata.Dalam perspektif kajian budaya, pemanfaatan tersebut merupakan industri budayayang menuntut komodifikasi. Data penelitian dikumpulkan dari kepustakaan,wawancara dengan pakar wayang wong gaya Yogyakarta, dan pengamatan di lokasipementasan, di tempat pembelajaran tari klasik di kota Yogyakarta. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa untuk tujuan atraksi wisata pementasan wayang wong gayaYogyakarta mengalami perkembangan dan komodifikasi, tetapi masyarakat tetapmempertahankan aturan baku dari segi teknis tari dan penjiwaan dari para penarinya.Kata kunci: wayang wong, Yogyakarta, atraksi wisata, industri budaya, komodifikasiAbstractWayang wong is an outstanding dance performance in Java. Yogyakarta’s stylemeans that the dance movement has its basic on Yogyakarta’s classical court dance namedJoged Mataram. People in Yogyakarta present the show of this intangible heritage as touristattraction. Cultural studies acknowledge the practice as part of cultural industry whichrequire its commodification. Datas are obtained out of field research and litterature study:interviews with experts of wayang wong Yogyakarta style, observations in some classicaldance training societies in the city of Yogyakarta. The result indicate that transformation andcommodification in wayang wong performance occured due to tourist attraction. Nevertheless,communities continue their effort to preserve the court classical dance standard in term ofdance technicality and the highly controlled emotion of dancers expression.Keywords: wayang wong, Yogyakarta, tourist attraction, cultural industry,commodification.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here