z-logo
open-access-imgOpen Access
Aktivitas Penghambatan Denaturasi Albumin dan Efek Anti-Inflamasi Campuran Ekstrak Herba Meniran, Daun Kelor, Daun Salam
Author(s) -
Dian Ratih Laksmitawati,
Claudia Tiffani
Publication year - 2020
Publication title -
majalah farmasetika
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
ISSN - 2686-2506
DOI - 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25890
Subject(s) - traditional medicine , physics , medicine
Kombinasi herbal dalam satu formula memiliki keuntungan antara lain sinergisitas efek. Daun salam, daun kelor dan herba meniran dilaporkan memiliki aktivitas anti-inflamasi, namun dalam bentuk kombinasinya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan aktivitas anti-inflamasi dari meniran (Phyllanthus niruri L.), daun kelor (Moringa oleifera Lamk) dan daun salam (Syzigium polyanthum (Wight) Walp) dalam bentuk tunggal dan kombinasinya secara in vitro dan in vivo. Metode : Metode pengujian aktivitas antiinflamasi in vitro menggunakan metode penghambatan denaturasi albumin sedangkan uji in vivo menggunakan metode edema pada telapak kaki tikus putih jantan. Ketiga daun dari tanaman tersebut masing-masing dibuat ekstrak dengan maserasi etanol 70%. Sebagai sampel uji in vitro, dibuat 7 macam yaitu : ekstrak meniran (M) tunggal, ekstrak kelor (K), tunggal ekstrak salam (S) tunggal  dan ekstrak kombinasi M:K:S dengan perbandingan  = 1:1:1, 2:1:1, 1:2:1, 1:1:2. Ekstrak dengan aktivitas antiinflamasi in vitro tertinggi akan diujikan secara in vivo. Hasil dari pengujian in vitro menunjukkan persen inhibisi denaturasi albumin tertinggi pada kombinasi meniran : kelor : salam (1:2:1) sebesar 60,04% ± 0,32 dan secara in vivo diperoleh persen penghambatan edema kaki tikus yang diinduksi karagenan sebesar 9,06%. Aktivitas penghambatan denaturasi albumin Na diklofenak sebagai kontrol adalah 84,06% dan secara invivo sebesar 41,21%. Aktivitas anti-inflamasi in vivo ektrak tunggal meniran sebesar 19,59%. Kombinasi ekstrak daun meniran, kelor dan salam dengan perbandingan 1:2:1 mempunyai aktivitas antiinflamasi melalui metode penghambatan denaturasi albumin yang cukup besar (60,04%), namun aktivitas penghambatan radang kaki tikus tidak sebaik in vitronya (9,06%).

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here