
PENGEMBANGAN ALAT UKUR INTENTION TO LEAVE SCALE BAGI PERWIRA TNI AD
Author(s) -
Ferdi Hilman,
Megawati Batubara,
Zahrotur Rusyda Hinduan
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal psikologi sains dan profesi/jurnal psikologi sains dan profesi (journal of psychological science and profession)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-2279
pISSN - 2598-3075
DOI - 10.24198/jpsp.v5i2.32066
Subject(s) - humanities , psychology , philosophy
Permasalahan retensi merupakan permasalahan yang harus dihadapi banyak angkatan bersenjata di seluruh dunia. Di sisi lain, permasalahan ini juga merupakan tantangan bagi TNI AD. Angka retensi pada TNI AD relatif stabil, yaitu dengan jumlah kurang dari 1% per tahunnya. Meskipun begitu, TNI AD harus mampu memastikan bahwa para perwira yang memutuskan untuk pensiun dini bukanlah perwira potensial, seperti telah mengikuti pendidikan staf dan komando atau pernah menduduki jabatan sebagai komandan yang berprestasi, karena investasi yang telah dilakukan akan menjadi sia-sia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan adaptasi alat ukur Intention to Leave (ITL) untuk TNI AD. Instrumen yang dikembangkan didasari oleh teori dari Meyer et al. (1993) yang mendefinisikan tiga dimensi yang berhubungan dengan intention to leave, yaitu how frequently thinks about leaving, how likely search for a job in another organization, dan how likely individual will actually leave within next year. Skala ITL dalam penelitian ini disajikan kepada 73 perwira menengah yang berdinas di Sekolah Staf dan Komando TNI AD dengan menggunakan online platforms. Hasil menunjukkan bahwa construct reliability pada tiap dimensi adalah sebesar 0,834, 0,841 dan 0,859 secara berurutan. Hal ini mengindikasikan bahwa reliabilitas pengukuran berada pada rentang yang dapat diterima. Melalui perhitungan second-order confirmatory factor analysis, diperoleh hasil χ2 = 1.922, P = 0,004, RMSEA = 0,113, SRMR = 0,050, dan CFI = 0,97. Hasil tersebut berada dalam kategori model yang marginal dan good fit, sehingga secara internal mendukung validitas instrumen dalam mengukur ITL. Saran bagi penelitian selanjutnya yaitu perlu mempertimbangkan sampel yang lebih besar, karakter demografi, latar belakang budaya, dan dapat diberikan pada Golongan Bintara atau Golongan Tamtama.