
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAMPUNG CILANGARI DESA BOJONGKONENG KECAMATAN NGAMPRAH DALAM UPAYA MELESTARIKAN BAHASA SUNDA MELALUI PENGAJIAN RUTIN IBU-IBU DAN KHUTBAH JUMAT
Author(s) -
Eka Firmansyah,
Nurina Dyah Putrisari
Publication year - 2020
Publication title -
dharmakarya/dharmakarya: jurnal aplikasi ipteks untuk masyarakat
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
eISSN - 2614-2392
pISSN - 2302-8955
DOI - 10.24198/dharmakarya.v9i2.23133
Subject(s) - humanities , art , physics
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kepunahan suatu bahasa yang terjadi hampir di seluruh dunia dan Indonesia, apabila usaha pemertahanan tidak benar-benar terjadi. Tulisan ini membahas mengenai pemertahanan bahasa daerah/ Sunda dalam upaya untuk melesetarikan kearifan lokal di masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Sikap bahasa para ustadz/ guru mengaji di Kampung Cilangari Desa Bojongkoneng Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, terhadap bahasa Sunda, (2) Frekuensi penggunaan bahasa Sunda, dan (3) Faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa Sunda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini memanfaatkan metode deskriptif kualitatif. Teori yang melandasi penelitian ini adalah (1) Sosiolinguistik, (2) Sikap bahasa, dan (3) Pemertahanan bahasa dan pergeseran bahasa. Data penelitian ini berupa berupa berbagai peristiwa tutur bahasa Sunda yang dilakukan oleh para ustadz dan khatib Jumat secara tuturan lisan, dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa Sunda yang diberikan oleh responden jamaah. Hasil penelitian ini adalah (1) Sikap bahasa para ustadz di Kampung Cilangari Desa Bojongkoneng Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, terhadap bahasa Sunda bersikap positif, (2) Frekuensi penggunaan bahasa Sunda para ustadz cukup tinggi dibandingkan penggunaan bahasa Indonesia, dan (3) Faktor pendukung pemertahanan bahasa Sunda di Kampung Cilangari Desa Bojongkoneng Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat meliputi (1) Loyalitas terhadap bahasa ibu dan (2) Lingkungan keluarga. Sementara itu, faktor penghambat pemertahanan bahasa Sunda meliputi (1) Perpindahan penduduk, (2) Faktor ekonomi, dan (3) Faktor pernikahan antaretnis yang berbeda. Berdasarkan hasil kajian ini menunjukkan bahwa pemertahanan bahasa daerah/ Sunda penting sebagai salah satu upaya dalam pelestarian kearifan lokal di Indonesia.