
TINGKAT PENGETAHUAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN KOMPLIKASINYA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI JATINANGOR
Author(s) -
Pati Aji Achdiat,
Rasmia Rowawi,
Dina Fatmasari,
Reyshiani Johan
Publication year - 2019
Publication title -
dharmakarya/dharmakarya: jurnal aplikasi ipteks untuk masyarakat
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-2392
pISSN - 2302-8955
DOI - 10.24198/dharmakarya.v8i1.19534
Subject(s) - medicine , gynecology
Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 menyatakan terdapat lebih dari 1 juta orang menderita IMS setiap hari. IMS memiliki pengaruh yang sangat besar pada kesehatan seksual dan reproduktif di seluruh dunia. Komplikasi dari IMS dapat menyebabkan kemandulan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan, kanker, dan memudahkan seseorang terkena infeksi human immunodeficiency diseases (HIV). Tingkat pengetahuan masyarakat diketahui berkorelasi dengan tingginya kejadian IMS di masyarakat khususnya remaja. Peningkatan pengetahuan dengan penyebaran informasi seperti kegiatan penyuluhan tentang IMS dan komplikasinya merupakan salah satu upaya penting yang harus dilakukan untuk mengurangi angka kejadian IMS di masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) berupa penyuluhan ini dilakukan di SMA Negeri Jatinangor, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Peserta penyuluhan yaitu siswa dengan total peserta 50 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Setiap lembar kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan, yang meliputi definisi, jenis-jenis penyakit, cara penularan, tanda dan gejala, komplikasi, dan pencegahan IMS. Tingkat pengetahuan seluruh siswa SMA tentang IMS dan komplikasinya sebelum dilakukan penyuluhan masih cukup, yaitu 38,2% pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta penyuluhan. Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang jenis-jenis penyakit IMS dan komplikasinya. Siswa SMA diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam penyebaran informasi penyuluhan pada keluarga dan masyarakat, sehingga dapat menurunkan angka kejadian dan penularan IMS pada masyarakat.