
Tingkat pengetahuan penyakit kusta dan komplikasinya pada siswa sekolah menengah atas negeri Jatinangor
Author(s) -
Hendra Gunawan,
Pati Aji Achdiat,
R. Rahardjo
Publication year - 2018
Publication title -
dharmakarya/dharmakarya: jurnal aplikasi ipteks untuk masyarakat
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-2392
pISSN - 2302-8955
DOI - 10.24198/dharmakarya.v7i2.19379
Subject(s) - traditional medicine , medicine
Kusta merupakan penyakit menular yang masih ditakuti oleh masyarakat. Kusta dipercaya sebagai penyakit kutukan dari Tuhan, penyakit keturunan atau karena ilmu gaib yang sulit disembuhkan, dianggap memalukan dan menimbulkan aib bagi keluarga. Perlakuan diskriminasi terhadap pasien kusta tidak terlepas dari masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kusta. Tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat diketahui berkorelasi dengan dukungan terhadap pasien kusta. Peningkatan pengetahuan dengan penyebaran informasi seperti kegiatan penyuluhan tentang kusta dan komplikasinya merupakan salah satu upaya penting yang harus dilakukan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap pasien kusta. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) berupa penyuluhan ini dilakukan di SMA Negeri Jatinangor, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Peserta penyuluhan yaitu siswa dengan total peserta 50 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Setiap lembar kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan, yang meliputi etiologi, epidemiologi, penularan, tanda dan gejala, pengobatan, komplikasi, dan pencegahan kusta. Tingkat pengetahuan seluruh siswa SMA tentang kusta dan komplikasinya sebelum dilakukan penyuluhan masih rendah. Pemberian materi penyuluhan diketahui meningkatkan pengetahuan siswa. Dari hasil kuesioner setelah penyuluhan diketahui bahwa 92% peserta penyuluhan memiliki pengetahuan tentang penyakit kusta yang tinggi dan hanya 8% peserta dengan tingkat pengetahuan yang rendah. Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya upaya penyebaran informasi tentang kusta, dan kepercayaan pada masyarakat yang bersifat turun temurun. Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang penyakit kusta dan komplikasinya. Siswa SMA diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam penyebaran informasi penyuluhan pada keluarga dan masyarakat, sehingga dapat mengurangi stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap pasien kusta.